Translate

Saturday 5 July 2014

Makna Terlepas dari Hukum Taurat

ROMA. 7:4 Sebab itu, saudara-saudaraku, kamu juga telah mati bagi hukum Taurat oleh tubuh Kristus, Apakah Anda nampak bahwa Anda perlu terlepas dari hukum Taurat? Kalau saya mengatakan ” Terlepas dari dosa” semua orang bisa mengerti, karena dosa itu benar-benar membencikan; kita perlu terlepas dari dosa. Kalau saya mengatakan ,”Terlepas dari dunia,” kita semua tahu, karena dunia telah menyalibkan Tuhan Yesus; dunia sungguh jahat.

Kalau saya mengatakan, ” Harus terlepas dari ego [diri sendiri],” kita semua tahu, karena daging juga merupakan sesuatu yang sangat membenci. Kalau saya mengatakan, ”Kita harus terlepas dari kenajisan, nafsu jahat,” semuapun tahu. Tetapi di sini ada satu orang berkata,”Terlepas dari hukum Taurat.” Mungkin Anda berpikir, ”Menurutku, aku tidak merasa perlu terlepas darinya.”

Kalau Paulus berkata,”Harus terlepas dari diri sendiri.” aku pasti menjawab, ”Amin” ”Harus terlepas dari dosa, najis,” aku pasti menjawab, ”Amin!” Kalau dia berkata, ”Harus terlepas dari hukum Taurat, mati terhadap hukum Taurat,” aku tidak tahu harus bagaimana menjawabnya. Banyak orang percaya bahwa perkataan Paulus tidak salah, tetapi mereka tidak tahu mengapa demikian. Aku mengerti perkara terlepas dari dosa, terlepas dari diri sendiri, dari dunia, aku juga mengerti. Tetapi aku tidak mengerti mengapa harus terlepas dari hukum Taurat.

Mengapa Paulus menyuruh kita mati, sebaliknya, Anda harus heran bila Anda tidak bisa berbuat dosa. Adakah dosa yang tidak bisa kita lakukan? Dosa apa saja bisa kita lakukan, karena dosa itu ada di dalam kita. Allah justru melihat kita tidak bisa diperbaiki, maka Ia menyalibkan kita di kayu salib. Ketika Tuhan mati, kita pun mati. Allah menyalibkan Anda di kayu salib, inilah penilaian Allah terhadap Anda. Artinya, selain mati dan selain dimusnakan, Anda tidak patut mendapatkan kedudukan apa pun.

Bagaimana pandangan kita terhadap diri kita? Samakah dengan pandangan Allah terhadap diri kita? Kita selalu mengira diri kita masih bisa, masih lumayan. Kita selalu mengira, kita masih bisa menang, kita bisa suci, bisa maju. Tetapi Allah berkata bahwa dia sama sekali tidak memiliki harapan itu. Semua yang Anda miliki, dari ujung rambut sampai ujung kaki, penuh dengan dosa, sedikitpun tidak berguna. Selain mati, tidak ada cara lain untuk  menyelamatkan Anda.

Kalau tidak mati tidak ada penyelamatan. Kita selalu mengira bahwa diri kita masih bisa diperbaiki dan menang. Tetapi tidak ada perkara demikian. Hari ini di sini kita nampak fakta yang pertama, yaitu bagian pandangan Allah terhadap diri kita. Apa yang Allah anggap patut kita kerjakan? Berbahagialah orang yang lebih dulu melihat fakta ini.

Entah ada berapa banyak orang Kristen yang setelah menempuh kejatuhan berkali-kali, dalam perkara yang najis, menyesal berkali-kali dan tidak ada kekuatan kembali pada jalan yang diharapkan, kemudian baru nampak bahwa Allah sama sekali tidak menaruh harapan terhadap dirinya. Semakin dini Anda nampak fakta ini, semakin baik; karena semua permulaan penyelamatan yang sejati tergantung pada hal ini. Semua kelepasan hayat yang sejati juga harus dimulai dari hal ini. Orang yang semakin dini nampak dirinya di hadapan Allah tidak patut mendapat apa-apa selain mati, akan semakin cepat maju.

Semua masalah tergantung pada bagaimana pandangan Anda terhadap hayat Adam yang tua. Kita semua sudah mengetahui, bahkan di dalam gereja kita sudah disinggung berkali-kali bahwa hayat Adam yang tua tidak bisa diperbaiki, tidak bisa ditolong. Tetapi ada beberapa orang yang sungguh-sungguh nampak bahwa dirinya harus mati? Ada beberapa orang yang sungguh-sungguh nampak bahwa selain mati,dirinya tidak ada jalan keluar. Tahu teori adalah satu hal, mengenal dan nampak adalah perkara yang lain.

Teori hanyalah pemahaman dalam otak. Semua yang tidak ada wahyu [penglihatan] dari Allah, sama sekali tidak terhitung, sama sekali tidak ada khasiatnya. Arti terlepas dari hukum Taurat adalah terlepas dari tuntutan Allah. Artinya,karena mengenal hayat Adam dan pekerjaan Kristus, maka sudah tidak lagi berencana untuk mencari perkenan Allah, tidak ingin melakukan sesuatu supaya Allah senang. 

Pada satu hari, jika hati kita masih ingin berdasarkan pada diri sendiri maju agar berkenan pada Allah, padahal, kita masih belum terlepas dari hukum Taurat, sehing kita tidak bisa terhindar dari kesedihan dan kekecewaan. Kalau mengetahui bahwa Allah satu satunya, tidak tinggal di dalam kita, dan tidak ada lagi harapan, itulah satu-satunya jalan tidak kecewa dan putus asa.


Pdt Felix Agus Virgianto
12 Juni 2014

No comments:

Post a Comment