Translate

Saturday 5 July 2014

Keselamatan Allah, diberikan atau dicari?



ROMA. 7:4 Sebab itu, saudara-saudaraku, kamu juga telah mati bagi hukum Taurat oleh tubuh Kristus, supaya kamu menjadi milik orang lain, yaitu milik Dia, yang telah dibangkitkan dari antara orang mati, agar kita berbuah bagi Allah.  
7:15 Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat. 
7:16 Jadi jika aku perbuat apa yang tidak aku kehendaki, aku menyetujui, bahwa hukum Taurat itu baik. 

7:17 Kalau demikian bukan aku lagi yang memperbuatnya, tetapi dosa yang ada di dalam aku. 
7:18 Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik. 7:19 Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat

Melalui ROMA pasal 7 ini kita akan mengenal bagaimana kehendak Allah dalam hal “terselamatkan dari tuntutan hukum Taurat”atau bagai mana”terselamatkan dari diri sendiri”.

ORANG YANG BAGAIMANA BARU BISA MENDAPATKAN PENYELAMATAN ALLAH. 

Sebelum membicarakan tentang penyelamatan dan bagaimana mendapatkan penyelamatan, terlebih dulu kita harus tahu  satu syarat, yaitu orang yang bagaimana baru bersyarat mendengar pembahasan tentang penyelamatan ini. Meskipun penyelamatan Allah disediakan untuk manusia, tetapi bukan setiap orang bisa mendapatkannya Maskipun setiap orang bisa terlepas dari hukum Taurat, tetapi bukan setiap orang bisa mendapat kelepasan ini.

Sebab itu, persoalan ini mutlak bukan berada di pihak Allah, melainkan mutlak berada di pihak manusia. Karena tidak semua orang mau mendapatkannya, juga tidak semua orang mau membayar harga itu. Rasul yang di dalam Roma.7, pada akhirnya bisa mendapatkan penyelamatan, karena ia telah memenuhi syarat itu, yaitu ada yang ia benci, juga ada yang ia kehendaki.

Hari ini,persoalan yang paling penting ialah: sekarang Anda belum mendapatkan penyelamatan, tetapi terhadap tempramen yang tidak bisa Anda kalahkan itu, dosa yang selalu membuat Anda gagal itu, hal-hal yang selalu membuat Anda jatuh itu, apakah Anda memiliki kebencian yang mendalam? Mungkin Anda berkata: Berdosa itu adalah hal yang lumrah bagi orang Kristen, itu tidak bisa dihindari.”

Atau Anda di depan Allah merasa sangat benci terhadap pikiran Anda yang najis, perbuatan dosa Anda, tempramen yang tidak bisa Anda kalahkan, nafsu jahat yang merepotkan; dan Anda ingin terlepas darinya. Paulus dalam pasal ini tidak saja mengatakan dia mendapatkan penyelamatan, juga menyatakan bagaimana perasakan hatinya sebelum mendapatkan penyelamatan. Sebelum dia mendapatkan penyelamatan, dia sungguh-sungguh benci pada apa yang dia kerjakan.

Dia berkata,”Apa yang aku kehendaki tidak aku lakukan, apa yang aku benci itulah yang aku lakukan.” Hari ini persoalannya yang pertama ialah apa yang Anda lakukan itu Anda senangi, atau Anda benci? Kita tahu, Paulus bisa mendapatkan penyelamatan, karena dia sungguh-sungguh membenci dan dengan sekuatnya memohon. Terhadap dosa yang diperbuatnya, dia sungguh tidak rela, bahkan dia tidak bisa tahan lagi. Bagaimanapun ia tidak bisa hidup bersama dosa-dosa itu. Ia begitu benci sampai-sampai berkata:”Aku lebih baik mati.”

Ia tidak bisa membiarkan perkara itu berkepanjangan lagi. Lihatlah, karena dia mempunyai tekat yang demikian, maka dia mendapatkan penyelamatan. Hari ini, apakah Anda juga mempunyai hati yang sedemikian hausnya? Apakah Anda merasa bahwa Anda tidak bisa menjadi orang Kristen yang dengan rentetan dosa anda? Apakah Anda merasa, kalau Anda belum mendapat kebebasan, masih dicengkeram oleh dosa, Andapun merasa tidak bisa hidup lagi?

Apakah Anda menjadi sangat membenci diri anda sendir? Pada kesempatan ini, pembahasan yang Allah pesankan kepada kita ini hanya ditujukan kepada sekelompok orang yng ingin mendapatkan penyelamatan, kepada mereka yang sungguh-sungguh merasa hari ini bahwa standar orang Kristennya terlalu rendah.


Bukan ditujukan kepada orang yang merasa puas diri, yang merasa tetap tenang meskipun ia tinggal dalam kegagalan dosa; melainkan terhadap orang yang sungguh-sungguh menuntut ingin mendapat penyelamatan, tetapi belum mendapatkan jalan. Bukan terhadap orang yang mengira, kalau marah-marah, nafsunya tergerak, ada yang berpikiran najis, itupun tidak mengapa; anda mengira kalau anda telah gagal? hal yang mendasar dan paling penting adalah asal anda mengaku dosa kepada Allah, dan Allah mengampuni sudah cukup. Kemenangan dalam Roma 8 hanya dikatakan kepada orang yang mempunyai kegagalan dalam Roma 7.


Orang yang tidak beroleh selamat, selamanya tidak akan mendapatkan penyelamatan ini. Orang-orang yang benci akan kehidupannya sekarang ini, tidak mau mempertahankan kehidupannya yang sekarang ini, barulah bisa mendapat kemenangan. Orang yang hidup dalam kegagalan kedosaan, tetapi tidak menyadari perkara-perkara itu sepatutnya ditolak, selamanya tidak bisa mengalami penyelamatan Allah.

Ingatlah, setiap kali Anda mendapat pertumbuhan rohani di hadapan Allah, terlebih dulu harus didahului dengan adanya suatu perasakan tidak puas dengan keadaan yang sekarang. Semua pertumbuhan rohani berasal dari ketidak puasan. Anda harus tertekan sedemikian rupa, merasakan tidak bisa terus demikian lagi, sudah sampai pada jalan buntu, hidup ini tidak sepatutnya demikian; kalau belum mendapatkan penyelamatan, kalau masih terbelenggu oleh diri sendiri, dunia dan dosa, itu celaka; apa yang dikehendaki tidak dilakukan, apa yag dibenci malah dilakukan, kehidupan yang kontradiktif ini tidak bisa dipertahankan lagi; bagaimanapun harus ada satu jalan keluar!

Kepada orang yang berada di bawah keadaan inilah baru diperlihatkan oleh Allah apa itu jalan penyelamatanNya. Sebab itu, didepan Allah, kita mempunyai satu keperluan yang sangat mendesak, yaitu mohon Allah memberi anugerah kepada kita, supaya kita tidak bisa tinggal tenang di dalam hidup yang terus berdosa dan gagal. Setiap permulaan kemenangan selalu diawali dengan perasaan bahwa kegagalan itu selalu diawali dengan terhadap hukum Taurat?  Terlepas dari hukum Taurat? Apa sebenarnya hubungannya?

O, benar-benar ada hubungannya! Terlepas dari hukum Taurat erat hubungannya dengan terlepas dari dunia; terlepas dari dosa dan dari diri sendiri, juga erat hubungannya dengan terlepas dari hukum Taurat. Sebab itu, ini adalah satu perkara yang sangat penting! Ada satu hal yang sangat penting, yaitu kalau setiap orang Kristn mau mendapat penyelamatan, pertama-tama ia harus tahu, apakah Allah menaruh harapan terhadap dirinya atau tidak.

Setiap orang yang ingin mendapat penyelamatan, pertama-tama harus mengetahui dirinya bagaimana, melihat dirinya ada harapan atau tidak.  Anda harus melihat dengan jelas, bagaimana Anda menilai diri sendiri, dan bagaimana Allah menilai diri Anda.  Anda dan saya adalah orang Kristen, kita semua milik Kristus; mungkin kita sudah menjadi orang Kristen bertahun-tahun. Saya sungguh takut, Anda juga menempuh hidup yang gagal, berkali-kali jatuh dan lemah.

Lalu, apa yang kita perbuat setiap kali setelah kita gagal? Hampir setiap orang, setiap kali ia gagal, setelah itu ia akan bertekat dan berkata kepada diri sendiri,” Lain kali aku harus lebih baik tidak boleh gagal lagi” Sekali gagal, membuat Anda bersedih, mengeluh sendiri dan berkata,” Mengapa aku melakukan ini? Mengapa aku selalu gagal? Aku seorang beriman tidak seharusnya dan tidak baik seperti ini.

”Ah, sungguh kasihan! Demikianlah Anda sangat sedih. Hampir setiap orang, setelah ia gagal, ada dua kesudahan: pertama, bertekat berbuat lebih baik di kemudian hari; kedua, melihat diri sendiri, lalu bersedih hati dan mengeluh,” Mengapa demikian  buruk atau bejat yang aku perbuat?” Inilah yang kita hadapi. Sering kali, begitu gagal, kita dengan sedih hati berkata,” Mengapa aku bisa demikian hina?

Lainkali, bagaimanapun tidak boleh demikian lagi. Ya Tuhan, tolonglah aku. ”Pengalaman demikian ini sama dengan pengalaman dalam Roma.7, kesedihan yang satu belum habis, datang kesedihan yang lain lagi. Sekali bertekad perasaan bahwa kegagalan itu sungguh membencikan. Setiap orang yang akan mendapatkan penyelamatan, pasti tertekan sedemikian rupa, menganggap dirinya yang demikian ini tidak bisa dipertahankan lagi.

Hanya orang yang demikian, baru ada kemungkinan ditolong. Sekarang, apa yang saya berikan kepada Anda hanyalah cara. Pertolongan yang sungguh-sungguh, hanya Allah yang bisa memberi. Dengan kata lain, apa yang saya berikan kepada Anda hanyalah terang, apa yang Allah langsung berikan kepada Anda barulah wahyu. Terang tidak bisa menyelamatkan Anda. Hanya wahyu yang bisa menyelamatkan. 

Pdt Felix Agus Virgianto
12 Juni 2014

No comments:

Post a Comment