Translate

Friday 29 March 2013

MENANGGULANGI DOSA


Setelah kita mengenal perihal persembahan diri, sekarang kita akan melanjutkan melihat perihal penanggulangan. Penanggulangan ini mengacu kepada taatnya kita kepada pimpinan Roh Kudus untuk menyingkirkan semua kesulitan yang menghalangi pertumbuhan hayat. 

Seberapa banyak kita ditanggulangi, sebanyak itulah hayat Allah bertumbuh di dalam kita. Seberapa banyak hayat Allah bertumbuh di dalam kita, sebanyak itulah penanggulangan yang mengiringinya. 

Keduanya tidak dapat dipisahkan, itu adalah dua aspek dari satu perkara. Karena itu, penanggulangan merupakan hal yang amat sangat penting dalam pengalaman hayat kita. 

Kita dapat mengatakan bahwa penanggulangan merupakan satu bagian utama dalam pengalaman hayat. Karena pananggulangan merupakan akibat yang wajar setelah mempersembahkan diri. Pada saat kita mempersembahkan diri kepada Allah agar Dia dapat memakai kita. Allah harus membasuh kita, menanggulangi kita, dan menyingkirkan semua masalah kita sehingga kita cocok untuk dipakai olehNya. 

Misalnya, jika kita ingin mamakai sebuah gelas, mula-mula kita menghendaki gelas itu dicuci. Setelah gelas   itu benar-benar bersih, barulah kita memakainya. Sebelum kita mempersembahkan diri, atau ketika kita meninggakan kedudukan mempersembahkan diri, kita tidak begitu merasa bahwa kita perlu ditanggulangi. Namun, begitu kita mempersembahkan diri, atau ketika kita kembali kepada kedudukan mempersembahkan diri, dengan segera kita menemukan bahwa di dalam kita terdapat banyak kesulitan yang menghalangi Allah untuk memakai kita. 

Karena itu, jika kita ingin mencapai tujuan persembahan diri kita, semua kesulitan itu perlu ditanggulangi satu persatu. Setelah kita demikian membersihkan dan memurnikan diri, kita akan menjadi sebuah bejana untuk maksud yang mulia, dipandang layak untuk dipakai tuannya. 

2TIMOTIUS 2:21 Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia..  

Karena itu, setelah kita mempersembahkan diri, kita harus segera menanggulangi diri kita. Ketika kita baru beroleh selamat, dalam hal menyelesaikan perkara-perkara lampau, tentu saja ada banyak unsur yang harus ditanggulangi, tetapi penanggulangan-penanggulangan ini bersifat awal dan dangkal. 

Penanggulangan yang tuntas dan mendalam baru bisa ada setelah mempersembahkan diri. Dalam keadaan normal, begitu seseorang diselamatkan, ia akan melakukan penanggulangan dengan baik. Tetapi setelah mempersembahkan diri, kita menemukan masih ada banyak perkara yang harus ditanggulangi, maka kita menanggulanginya dengan lebih tuntas. 

Jadi, persembahan diri yang baik menghasilkan penanggulangan yang baik. Semakin hebat suatu persembahan diri,pananggulangan pun semakain tuntas. Sampai kita ditanggulangi dengan tuntas hingga di dalam kita tidak ada lagi kesulitan-kesulitan, barulah kita bisa mutlak dipakai oleh Allah, dan tujuan persembahan diri akan sepenuhnya tercapai.


Di antara kesulitan-kesulitan atas diri kita yang perlu ditanggulangi, dosa adalah yang palaing kasar, paling najis, dan paling mencolok. Karena itu, setelah mempersembahkan diri, hal pertama yang perlu ditanggulangi adalah dosa. Menanggulangi dosa adalah pelajaran pertama dalam pengalaman penanggulangan kita.

1.DASAR ALKITAB

MATIUS.5:23-26. 5:24 tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.
5:25 Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara.
5:26 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas


Di sini “berdamai” mengacu kepada penanggulangan hubungan kita dengan orang lain.
2KORINTUS 7:1. Saudara-saudaraku yang kekasih, karena kita sekarang memiliki janji-janji itu, marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah.
Di sini,”menyucikan” juga mengacu kepada penanggulangan.
1YOHANES 1:9. 1:9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
Di sini “mengaku” juga adalah penanggulangan.
AMSAL 28:13. 28:13. Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi.
Di sini “mengakui dan meninggalkan” juga membicarakan penanggulangan.


Dari ayat-ayat ini, kita dapat melihat bagaimana seharusnya kita menanggulangi dosa: terhadap manusia, kita harus berdamai; terhadap Allah; kita harus mengakui; dan terhadap dosa, kita harus meninggalkan. Pemberesan terhadap dosa sedemikian inilah yang kita maksudkan dengan menanggulangi dosa.

2. SASARAN PENANGGULANGAN DOSA.

Sasaran penanggulangan dosa adalah dosa itu sendiri. Dosa ada dua: sifat dosa yang ada ada di dalam dan perbuatan dosa yang ada di luar. Sifat dosa ada di dalam kita, berbentuk tunggal; perbuatan dosa ada diluar kita, berbentuk jamak. 

Bentuk tunggal dosa adalah hayat Iblis di dalam kita,dan kita tidak mempunyai cara untuk menanggulanginya – semakin kita menanggulanginya, ia semakain hidup. Penanggulangan dosa yang kita bicarakan adalah khusus mengacu kepada penanggulangan kita terhadap dosa-dosa luaran yang kita lakukan, yaitu dosa-dosa dalam perbuatan-perbuatan kita.
 
Apakah dosa dalam perbuatan kita? 1YOHANES 5:17 Mengatakan, ”Semua kejahatan adalah dosa.”1YOHANES 3:4 Mengatakan, “Dosa ialah pelanggaran hukum Allah” Kedua ayat ini menunjukkan bahwa semua perbuatan kita yang jahat dan melanggar hukum Allah adalah dosa. 


Sangat sulit untuk membedakan kejahatan dengan pelanggaran hukum Allah. Semua pelanggaran hukum Allah adalah kejahatan, dan semua kejahatan adalah pelanggaran hukum Allah. Karena itu, semua perbuatan kejahatan dan pelanggaran hukum Allah adalah dosa-dosa dalam perbuatan, semua itu adalah sasaran penanggulangan kita. 

ROMA 2:14-15. Mengatakan bahwa bangsa-bangsa kafir yang tidak memiliki hukum Taurat, meskipun mereka tidak memiliki hukum Tahurat, namun di dalam diri mereka ada suara hati, inilah hati nurani – hati nurani ini adalah hukum Taurat mereka, - yang akan mempersaksikan apakah perbuatan mereka adalah dosa atau tidak. 

Semua perbuatan yang benar, yang sesuai dengan hukum akan dibenarkan oleh hati nurani: semua perbuatan yang tidak benar, yang tidak sesuai dengan hukum, akan dihakimi oleh hati nurani. Karena itu, semua perbuatan yang berlawanan dengan hati nurani kita adalah perbuatan dosa dan sasaran penanggulangan kita. 


Sasaran penanggulangan dosa adalah perbuatan dosa di luar, namun perbuatan dosa di luar ini mempunyai dua aspek: catatan dosa dan fakta perbuatan dosa. Catatan dosa adalah berkas-berkas dosa di depan hukum Allah yang kita miliki akibat perbuatan-perbuatan jahat dan pelanggaran hukum Allah yang menyalahi hukum adil Allah. 

Kelak Allah akan mengadili kita menurut catatan ini. Fakta perbuatan dosa adalah perbuatan dosa yang menyusun catatan dosa. Perbuatan-perbuatan dosa kita selalu merugikan kemuliaan Allah, juga secara sengaja maupun tidak sengaja selalu menyakiti orang lain. 

Misalnya, kita mencuri, ini adalah perbuatan dosa. Dengan berbuat demikian, kita bukan hanya mempermalukan nama Allah, tetapi juga merugikan orang lain. Hal ini menimbulkan fakta perbuatan dosa. Pada saat yang sama, ditinjau dari pihak hukum Taurat Allah, kita telah melanggar hukum Allah, dan di depan hukum ini timbullah satu catatan dosa. 


Karena itu, setiap kali kita melakukan satu dosa, kita segera mempunyai fakta perbuatan dosa yang bukan hanya berdosa kepada Allah, tetapi sering juga berdosa kepada manusia. Pada saat yang sama, kita mempunyai catatan dosa di depan Allah.

Pdt. Felix Agus Virgianto
Khotbah Minggu 1 November 2009

No comments:

Post a Comment