Setelah kita
mengenal perihal persembahan diri, sekarang kita akan melanjutkan melihat perihal
penanggulangan. Penanggulangan ini mengacu kepada taatnya kita kepada pimpinan
Roh Kudus untuk menyingkirkan semua kesulitan yang menghalangi pertumbuhan
hayat.
Seberapa banyak kita ditanggulangi, sebanyak itulah hayat Allah
bertumbuh di dalam kita. Seberapa banyak hayat Allah bertumbuh di dalam kita,
sebanyak itulah penanggulangan yang mengiringinya.
Keduanya tidak dapat
dipisahkan, itu adalah dua aspek dari satu perkara. Karena itu, penanggulangan
merupakan hal yang amat sangat penting dalam pengalaman hayat kita.
Kita dapat
mengatakan bahwa penanggulangan merupakan satu bagian utama dalam pengalaman
hayat. Karena pananggulangan merupakan akibat yang wajar setelah
mempersembahkan diri. Pada saat kita mempersembahkan diri kepada Allah agar Dia
dapat memakai kita. Allah harus membasuh kita, menanggulangi kita, dan
menyingkirkan semua masalah kita sehingga kita cocok untuk dipakai olehNya.
Misalnya, jika kita ingin mamakai sebuah gelas, mula-mula kita menghendaki
gelas itu dicuci. Setelah gelas itu
benar-benar bersih, barulah kita memakainya. Sebelum kita mempersembahkan diri,
atau ketika kita meninggakan kedudukan mempersembahkan diri, kita tidak begitu
merasa bahwa kita perlu ditanggulangi. Namun, begitu kita mempersembahkan diri,
atau ketika kita kembali kepada kedudukan mempersembahkan diri, dengan segera
kita menemukan bahwa di dalam kita terdapat banyak kesulitan yang menghalangi
Allah untuk memakai kita.
Karena itu, jika kita ingin mencapai tujuan
persembahan diri kita, semua kesulitan itu perlu ditanggulangi satu persatu.
Setelah kita demikian membersihkan dan memurnikan diri, kita akan menjadi
sebuah bejana untuk maksud yang mulia, dipandang layak untuk dipakai tuannya.
2TIMOTIUS 2:21 Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi
perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk
dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia..
Karena
itu, setelah kita mempersembahkan diri, kita harus segera menanggulangi diri
kita. Ketika kita baru beroleh selamat,
dalam hal menyelesaikan perkara-perkara lampau, tentu saja ada banyak unsur
yang harus ditanggulangi, tetapi penanggulangan-penanggulangan ini bersifat
awal dan dangkal.
Penanggulangan yang tuntas dan mendalam baru bisa ada setelah
mempersembahkan diri. Dalam keadaan normal, begitu seseorang diselamatkan, ia
akan melakukan penanggulangan dengan baik. Tetapi setelah mempersembahkan diri,
kita menemukan masih ada banyak perkara yang harus ditanggulangi, maka kita
menanggulanginya dengan lebih tuntas.
Jadi, persembahan diri yang baik menghasilkan
penanggulangan yang baik. Semakin hebat suatu persembahan diri,pananggulangan
pun semakain tuntas. Sampai kita ditanggulangi dengan tuntas hingga di dalam
kita tidak ada lagi kesulitan-kesulitan, barulah kita bisa mutlak dipakai oleh
Allah, dan tujuan persembahan diri akan sepenuhnya tercapai.
Di antara kesulitan-kesulitan atas
diri kita yang perlu ditanggulangi, dosa adalah yang palaing kasar, paling
najis, dan paling mencolok. Karena itu, setelah mempersembahkan diri, hal
pertama yang perlu ditanggulangi adalah dosa. Menanggulangi dosa adalah
pelajaran pertama dalam pengalaman penanggulangan kita.
1.DASAR ALKITAB
MATIUS.5:23-26. 5:24 tinggalkanlah
persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan
saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.
5:25 Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau
bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan
engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan
engkau dilemparkan ke dalam penjara.
5:26
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum
engkau membayar hutangmu sampai lunas
Di
sini “berdamai” mengacu kepada penanggulangan hubungan kita dengan orang lain.
2KORINTUS 7:1. Saudara-saudaraku yang kekasih, karena kita sekarang
memiliki janji-janji itu, marilah kita menyucikan diri kita dari semua
pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan
kita dalam takut akan Allah.
Di
sini,”menyucikan” juga mengacu kepada penanggulangan.
1YOHANES 1:9. 1:9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia
dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari
segala kejahatan.
Di
sini “mengaku” juga adalah penanggulangan.
AMSAL 28:13. 28:13. Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak
akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi.
Di
sini “mengakui dan meninggalkan” juga membicarakan penanggulangan.
Dari
ayat-ayat ini, kita dapat melihat bagaimana seharusnya kita menanggulangi dosa:
terhadap manusia, kita harus berdamai; terhadap Allah; kita harus mengakui; dan
terhadap dosa, kita harus meninggalkan. Pemberesan terhadap dosa sedemikian
inilah yang kita maksudkan dengan menanggulangi dosa.
2. SASARAN PENANGGULANGAN DOSA.
Sasaran
penanggulangan dosa adalah dosa itu sendiri. Dosa ada dua: sifat dosa yang ada
ada di dalam dan perbuatan dosa yang ada di luar. Sifat dosa ada di dalam kita,
berbentuk tunggal; perbuatan dosa ada diluar kita,
berbentuk jamak.
Bentuk tunggal dosa adalah hayat Iblis di dalam kita,dan kita
tidak mempunyai cara untuk menanggulanginya – semakin kita menanggulanginya, ia
semakain hidup. Penanggulangan dosa yang kita bicarakan adalah khusus mengacu
kepada penanggulangan kita terhadap dosa-dosa luaran yang kita lakukan, yaitu
dosa-dosa dalam perbuatan-perbuatan kita.
Apakah
dosa dalam perbuatan kita? 1YOHANES 5:17
Mengatakan, ”Semua kejahatan adalah
dosa.”1YOHANES 3:4 Mengatakan, “Dosa ialah pelanggaran hukum Allah”
Kedua ayat ini menunjukkan bahwa semua perbuatan kita yang jahat dan melanggar
hukum Allah adalah dosa.
Sangat sulit untuk membedakan kejahatan dengan
pelanggaran hukum Allah. Semua pelanggaran hukum Allah adalah kejahatan, dan
semua kejahatan adalah pelanggaran hukum Allah. Karena itu, semua perbuatan
kejahatan dan pelanggaran hukum Allah adalah dosa-dosa dalam perbuatan, semua
itu adalah sasaran penanggulangan kita.
ROMA
2:14-15. Mengatakan bahwa bangsa-bangsa kafir yang tidak memiliki hukum
Taurat, meskipun mereka tidak memiliki hukum Tahurat, namun di dalam diri mereka
ada suara hati, inilah hati nurani – hati nurani ini adalah hukum Taurat
mereka, - yang akan mempersaksikan apakah perbuatan mereka adalah dosa atau
tidak.
Semua perbuatan yang benar, yang sesuai dengan hukum akan dibenarkan
oleh hati nurani: semua perbuatan yang tidak benar, yang tidak sesuai dengan
hukum, akan dihakimi oleh hati nurani. Karena itu, semua perbuatan yang
berlawanan dengan hati nurani kita adalah perbuatan dosa dan sasaran
penanggulangan kita.
Sasaran penanggulangan dosa adalah perbuatan dosa di luar,
namun perbuatan dosa di luar ini mempunyai dua aspek: catatan dosa dan fakta
perbuatan dosa. Catatan dosa adalah berkas-berkas dosa di depan hukum Allah
yang kita miliki akibat perbuatan-perbuatan jahat dan pelanggaran hukum Allah
yang menyalahi hukum adil Allah.
Kelak Allah akan mengadili kita menurut
catatan ini. Fakta perbuatan dosa adalah perbuatan dosa yang menyusun catatan
dosa. Perbuatan-perbuatan dosa kita selalu merugikan kemuliaan Allah, juga
secara sengaja maupun tidak sengaja selalu menyakiti orang lain.
Misalnya, kita
mencuri, ini adalah perbuatan dosa. Dengan berbuat demikian, kita bukan hanya
mempermalukan nama Allah, tetapi juga merugikan orang lain. Hal ini menimbulkan
fakta perbuatan dosa. Pada saat yang sama, ditinjau dari pihak hukum Taurat
Allah, kita telah melanggar hukum Allah, dan di depan hukum ini timbullah satu
catatan dosa.
Karena itu, setiap kali kita melakukan satu dosa, kita segera
mempunyai fakta perbuatan dosa yang bukan hanya berdosa kepada Allah, tetapi
sering juga berdosa kepada manusia. Pada saat yang sama, kita mempunyai catatan
dosa di depan Allah.
Pdt. Felix Agus Virgianto
Khotbah Minggu 1 November 2009
No comments:
Post a Comment