Translate

Saturday 16 March 2013

TINGGAL DI DALAM KRISTUS



Perbedaan “Tinggal di dalam Kristus” dan ”di dalam Kristus “ adalah dua hal yang berbeda. Walaupun keduanya membicarakan hubungan kita dengan hayat Kristus, namun masalahnya berbeda.

“Di dalam Kristus” mengacu kepada fakta bahwa kita berbagi atas Kristus dan bersatu dengan Kristus. “Tinggal di dalam Kristus” mengacu kepada pengalaman persekutuan kita dengan Kristus dan menikmati Kristus.

Awalnya, kita di dalam Adam dan ikut berbagi atas Adam. Ketika kita menerima Tuhan sebagai penyelamat kita, Allah memindahkan kita dari Adam ke dalam Kristus.

Ini adalah tahap pertama pengalaman hayat, maka kita menyebut tahap ini “ di dalam Kristus”. Setelah kita di selamatkan dan tertarik oleh kasih Tuhan, kita lebih mencari Tuhan, mempersembahkan diri kita, dan memiliki berbagai macam penanggulangan.


Karena itu, kita masuk ke dalam tahap kedua dari pengalaman hayat. Kita mulai tinggal di dalam Kristus dengan cara yang riil, bersekutu dengan Kristus, menikmati Kristus, dan mengalami Kristus. Kita sebut tahap kedua ini adalah tahap “tinggal di dalam Kristus”.

Ada orang menyebut tahap petama sebagai “tahap keselamatan“ dan tahap kedua sebagai “tahap kebangunan”.

Artinya, dalam tahap pertama manusia hanya sekadar memiliki keselamatan Tuhan, dilahirkan kembali oleh Roh Kudus. Sedangkan untuk pengalaman hayat yang lain, mereka masih sangat lemah dan samar-samar karena itu; tahap ini hanya dapat disebut “tahap keselamata “.

Pada tahap kedua, dia digugah oleh kasih Tuhan dan dipulihkan; dia mengasihi Tuhan, mencari Tuhan, dan medapatkan berbagai macam pengalaman hayat yang datang setelah kelahiran kembali. Tahap ini disebut “tahap kebangunan”.


Kita terpaksa membagi awal pengalaman hayat orang Kristen kedalam dua tahap. Namun, menurut kebenaran, dua tahap itu tidak dapat dibagi. Disinggung dalam pembagian ini “di dalam Kristus” dan “tinggal di dalam Kristus”, begitu seseorang diselamatkan dan dipindahkan ke dalam Kristus, seharusnyalah ia telah tinggal di dalam Kristus.

Begitu kita barbagian dengan apa adanya Kristus, bersatu dengan Kristus, dan memiliki fakta berada di dalam Kristus, kita seharusnya memiliki persekutuan dengan Kristus, menikmati Kristus, dan memiliki pengalaman tinggal di dalam Kristus.

 Tidak ada orang yang dapat pindah rumah tanpa tinggal dalam rumah itu dan menikmatinya. Sama halnya, begitu seseorang di dalam Kristus, dia seharusnya tinggal di dalam Kristus – dua hal ini sangat berhubungan dan saling terkait, terjadi hampir secara bersamaan.

Karena itu, “di dalam Kristus” dan “tinggal di dalam Kristus” hanya dapat dipandang sebagai satu tahap. “Tinggal di dalam Kristus” seharusnya adalah tahap pertama, dengan “di dalam Kristus” adalah awal dari tahap pertama.

Disinggung dari pembagian “tahap keselamatan” dan “tahap kebangunan”, situasinya juga sama. Kelahiran kembali adalah tahap keselamatan sebenarnya juga” kebangunan”.

Tadinya manusia tinggal di hadapan Allah, tetapi karena pelanggarannya, manusia menjadi mati dan jatuh dalam dosa. Sekarang karena pembebasan Tuhan, manusia dibangkitkan bersama Tuhan dan dinaikkan kembali bersama dengan Tuhan. Inilah kelahiran kembali, dan inilah kebangunan.

Karena itu, manusia yang telah dilahirkan kembali dan diselamatkan seharusnya menjadi manusia yang dibangunkan. Tidaklah normal bagi seseorang yang diselamatkan tetapi tanpa dibangunkan, karena inti keselamatan adalah kelahiran kembali, yaitu kebangunan.


Hanya keselamatan yang tidak mencapai standar yang tidak mempunyai keadaan kebangunan; keselamatan yang mencapai standar, tidak hanya kelahiran kembali, tetapi juga kebangunan. Karena itu, tahap keselamatan adalah tahap kebangunan, keduanya juga seharusnya tidak dipisahkan.

Akan tetapi, maskipun ada banyak orang yang telah diselamatkan, nampaknya tidak memiliki citarasa kebangunan; meskipun secara fakta mereka benar-benar telah ada di dalam Kristus, namun mereka tidak memiliki pengalaman tinggal di dalam Kristus.


Mereka masih membutuhkan belas kasihan Tuhan untuk ditarik olehNya, mengasihi Dia, dan mengikuti Dia, sehingga mereka menampakkan suasana kebangunan, mulai menikmati Kristus dan mengalami Kristus. Untuk alasan inilah kita membagi awal pengalaman hayat orang Kristen menjadi dua tahap.

 PERSEMBAHAN DIRI.

Mengenai pengalaman mempersembahkan diri, ada lima butir utama:

1. Dasar persembahan diri.
2. Motivasi persembahan diri.
3. Arti persembahan diri.
4. Tujuan persembahan diri.
5. Hasil persembahan diri.


1. DASAR PERSEMBAHAN DIRI – PEMBELIAN ALLAH. 
Atas dasar apa kita harus mempersembahkan diri kita kepada Allah? Atas dasar apakah Allah menghendaki kita mempersembahkan diri kepadaNya? Dalam melakukan segala sesuatu, kita perlu ada dasarnya. Sebagai contoh, kita pindah ke suatu rumah dan tinggal di dalamnya, karena kita telah membayar harga untuk menyewa atau membeli rumah itu.

Sewa atau pembelian adalah dasar kita untuk tinggal di dalamnya. Seorang penagih hutang menagih pembayaran hutang dari seseorang adalah karena orang itu berhutang kepadanya. Hutang itu adalah dasar penagih hutang untuk menagih pembayaran.


Allah kita adalah Allah yang paling adil, Allah yang paling tepat dalam bertindak. Semua yang dikerjakanNya adalah adil dan memiliki dasar. Ia tidak dapat mengambil sesuatu dari alam semesta tanpa membayar, dan Ia juga tidak dapat meminta sesuatu dari kita tanpa dasar.

Karena itu, ketika Allah menghendaki kita mempersembahkan diri kepadaNya, hal itu tidak mungkin tanpa dasar. Dalam hal ini, Ia memiliki dasar yang sangat kuat, yaitu membeliNya. Ia telah membeli kita.

Karena itu, Ia dapat meminta kita untuk mempersembahkan diri kepadaNya.1KORENTUS.6:20. ”Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar”


Persembahan diri kita adalah berdasarkan pada pembelian Allah. Sebagai contoh, Anda mungkin pergi ke toko buku dan melihat sejumlah besar buku dirak, tetapi Anda tidak dapat mengambilnya karena Anda tidak memiliki dasar untuk melakukannya.


Tetapi kalau Anda membayar Rp.30.000 untuk salah satu buku dari buku-buku itu, maka Anda dapat meminta agar buku itu diberikan kepada Anda dan mengatakan bahwa buku itu adalah milik Anda.

Permintaan ini berdasar pada pembelian Anda. Dasar persembahan diri pun demikian. Bagaimana Allah dapat meminta agar kita mempersembahkan diri kepadaNya?

Karena Ia telah membeli kita. Beberapa orang mengira bahwa mempersembahkan diri kepada Allah adalah karena Allah telah menciptakan kita. Ini tidak benar.

Pesembahan diri bukan berdasarkan penciptaan Allah, tetapi berdasarkan pada pembelian Allah. Didalam KELUARAN.13:2. Kita dapat melihat bahwa Paskah Allah memberikan perintah kepada orang Israel, ”Kuduskanlah bagiKu semua anak sulung”.

Ini dikarenakan semua anak sulung telah ditebus Allah melalui kematian anak domba. Mereka telah dibeli oleh Allah dengan darah anak domba. Membeli berarti mendapatkan hak kepemilikan. Ketika Allah membeli kita, Ia membeli hak kepemilikan, yaitu Ia memiliki dasar untuk meminta kita menyerahkan diri kepadaNya menjadi milikNya.


Karena itu, dasar persembahan diri adalah pembelian Allah. Allah telah membeli kita dengan darah Kristus yang dialiri oleh AnakNya di atas salib.1PETRUS1:19. Alangkah ” mahal “nya harga darah Kristus ini! 1KORENTUS.6:20. Allah membayar dengan darah Kristus sebagai harga untuk membeli kita, sehingga kita dapat menjadi milikNya.

 Pdt. Felix Agus Virgianto
Khotbah Minggu Tgl. 27 September 2009.

No comments:

Post a Comment