Translate

Saturday 9 March 2013

TUJUAN INJIL


Peristiwa dalam kitab injil, yang terjadi di bawah bayang-bayang salib Peristiwa ini tidak hanya bersifat sejarah, juga bersifat nubuat.

MARKUS.14:3,6,9. 14:3 Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta, dan sedang duduk makan, datanglah seorang perempuan membawa suatu buli-buli pualam berisi minyak narwastu murni yang mahal harganya. Setelah dipecahkannya leher buli-buli itu, dicurahkannya minyak itu keatas kepala Yesus 14:6 Tetapi Yesus berkata: "Biarkanlah dia. Mengapa kamu menyusahkan dia? Ia telah melakukan suatu perbuatan yang baik pada-Ku.. 14:9 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di mana saja Injil diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia."
Jadi Tuhan menetapkan agar kisah Maria mengurapi diriNya dengan minyak narwastu yang mahal itu harus selalu menyertai kisah Injil. Apa yang dilakukan Maria selalu menyertai apa yang dilakukan Tuhan. Ini adalah perkataan Tuhan sendiri.

Apa yang dimaksudkan Tuhan dengan pernyataanNya itu? Saya rasa kita tidak asing lagi dengan kisah Maria mengurapi Tuhan dengan minyak narwastu murni. Yohanes fatsal 12 dengan jelas menguraikannya, dan peristiwa ini terjadi tidak lama setelah saudaranya dibangkitkan .

Kita pun bisa menyimpulkan, bahwa keluarga mereka bukanlah keluarga yang kaya; karena dua saudara itu harus melakukan pekerjaan rumah tangga sendiri. Alkitab memperlihatkan dalam perjamuan itu “Marta melayani” YOHANES.12:2.LUKAS.10:40.
Tidak diragukan, setiap sen tentu berharga bagi mereka.Namun seorang dari kedua saudara itu, yaitu Maria, telah mencurahkan sebotol minyak narwastu murni seharga tiga ratus dinar, yang merupakan harga simpanannya, ke atas diri Tuhan.

Menurut pertimbangan manusia, perbuatan itu sangatlah berlebihan; dia telah memberikan sesuatu kepada Tuhan lebih banyak daripada yang seharusnya. Itulah sebabnya Yudas memelopori murid-murid yang lain memberikan tanggapan, menyesalkan tindakan Maria serta menganggapnya sebagai suatu pemborosan.

                                                     PEMBOROSAN

 Ada orang yang menjadi gusar dan berkata seorang kepada yang lain: "Untuk apa pemborosan minyak narwastu ini?

Sebab minyak ini dapat dijual tiga ratus dinar lebih dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin." Lalu mereka memarahi perempuan itu. MARKUS.14:4-5. Pada akhirnya Tuhan menghendaki kita merenungkan makna yang terkandung dalam kata “pemborosan” Apakah “pemborosan” itu?

Pemborosan berarti memberi lebih banyak daripada yang diperlukan. Jika satu rupiah sudah cukup, tetapi Anda memberikan 10 rupiah, itulah pemborosan. Jadi dua gram sudah cukup, tetapi Anda memberi satu kilogram, itulah pemborosan.

Jadi tiga hari sudah cukup untuk merampungkan suatu tugas dengan baik, tetapi Anda menghabiskan lima hari atau satu minggu untuk itu, itulah pemborosan. Pemborosan berarti Anda telah mengeluarkan harga yang terlalu besar untuk perkara yang sangat kecil.
Jika seseorang telah menerima sesuatu yang oleh umum dipandang lebih dari sepatutnya, itulah pemborosan. Tetapi ingatlah, Tuhan justru mengatakan, bahwa di mana saja Injil diberitakan, perbuatannya itu juga harus di beritakan. Mengapa?

Karena Tuhan menghendaki setiap pemberitaan Injil bisa menghasilkan yang segaris dengan tindakan Maria, yaitu agar orang-orang datang kepadaNya dan memboroskan diri mereka padaNya. Inilah hasil yang diminta oleh Tuhan. Kita perlu memandang soal pemborosan bagi Tuhan ini dari dua sudut: dari sudut Yudas YOHANES.12:4-6. Dan dari sudut murid-murid lain

MATIUS.26:8-9. Namun sementara ini kita menyejajarkannya dulu. Kedua belas murid menganggap tindakan Maria sebagai pemborosan. Bagi Yudas, yang tidak pernah memanggil Yesus “Tuhan”, segala yang dicurahkan padaNya tentu adalah pemborosan. Bukan hanya minyak itu dianggapnya suatu pemborosan, air pun bisa dianggap pemborosan.
Di sini Yudas mewakili dunia ini. Dalam pandangan dunia, melayani Tuhan atau menyerahkan diri kita kepadaNya demi pelayanan adalah tindakan yang sama sekali boros. Tuhan tidak pernah dicintai dan mendapat tempat di dalam hati orang dunia, karena itu, tak peduli apa saja yang diberikan kepadaNya, itu dianggap sebagai pemborosan.

Banyak orang berkata, “Jika orang itu bukan orang Kristen, ia pasti sukses di dunia ini. “ Dalam pandangan dunia, kalau orang yang memiliki bakat alami atau memiliki kekhususan bawaan melayani Tuhan, itu adalah perkara yang sungguh memalukan.

Mereka sangat menyayangkan jika orang semacam itu melayani Tuhan. “ Ia benar-benar telah memboroskan hidupnya yang berguna “! Demikian kata mereka.Yudas merasa itu adalah pemborosan. “Kami dapat mengatur uang itu lebih baik dengan memakainya di tempat lain.

Banyak sekali orang miskin. Mengapa uang itu tidak diberikan sebagai penyataan kasih, perbuatan sosial untuk meningkatkan taraf hidup mereka membantu orang-orang miskin itu hidup Anda secara lebih baik? Tidak dapatkah Anda melakukan sesuatu lebih baik daripada hal ini? Sungguh keterlaluan jika Anda memberikan diri Anda sepenuhnya kepada Tuhan!”
Tetapi jika Tuhan memang layak, bagaimana tindakan itu bisa dikatakan sebagai pemborosan? Dia layak menerima pelayanan demikian. Dia layak mendapatkan aku sebagai tawananNya. Dia layak mendapatkan hidupku hanya untuk diriNya. Dia layak!

Apapun yang dikatakan orang dunia tentang ini tidaklah terhitung. Tuhan berkata, “ Biarkanlah dia. Mengapa kamu menyusahkan dia?” Jadi, kita tidak perlu gundah. Biarkanlah orang-orang dunia berkata menurut kesenangannya, kita tetap akan kokoh berdiri pada kedudukan ini, karena Tuhan berkata, Inilah suatu perbuatan yang baik.

Pekerjaan yang sejati bukanlah dilakukan di atas orang miskin, melainkan dilakukan di atas Tuhan.” Begitu mata kita tercelik dan nampak nilai sejati dari Tuhan, maka tidaklah sesuatu yang terlalu baik bagiNya. Kita tidak ingin terus membicarakan lebih jauh Yudas.

Sekarang mari kita melihat sikap murid-murud yang lain, karena reaksi mereka mereka justru lebih mempengaruhi kita dari pada sikap Yudas. Kita tidak terlalu memikirkan apa yang dikatakan dunia, kita dapat menahannya; tetapi kita akan serius memikirkan apa yang dikatakan orang-orang Kristen yang seharusnya mengerti.

Sayang sekali, ternyata mereka sama seperti Yudas. Mereka tidak hanya berkata, bahkan berkata dengan marah. Alkitab mencantumkan,”Melihat itu murid-murid gusar dan berkata, Untuk apa pemborosan ini? Sebab minyak itu dapat dijual dengan mahal dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin MATIUS.26:8-9.

Dengan memperkenankan tindakan Maria di Betania, Tuhan Yesus meletakkan satu dasar dari segala pelayanan. Dasar ini ialah Anda harus menuangkan seluruh milik Anda, bahkan diri Anda, kepada Tuhan. Jika itu yang di ijinkanNya agar Anda lakukan, cukuplah bila Anda melakukannya.
Masalah yang utama adalah: sudahkah Tuhan dipuaskan? Kita boleh saja memimpin banyak pertemuan, mengambil bagian dalam banyak pertemuan, mengambil bagian dalam banyak aktivitas penginjilan.
Kita bukan tidak bisa melakukannya; kita bisa melakukannya dan bahkan bekerja dengan sekuat tenaga. Tetapi yang Allah perhatikan bukanlah apakah kita demikian tak henti-hentinya bekerja bagiNya. Itu bukan sasaran utamaNya.

Pelayanan terhadap Tuhan tidak diukur dengan hasil yang terlihat, yang Tuhan perhatikan adalah apakah kita berada dibawah kakiNya, apakah kita mengurapi kepalaNya Apa yang kita miliki sebagai buli-buli pualam” hal yang paling berharga, yang paling mustika didunia bagi kita.
Inilah hayat yang mengalir keluar setelah melalui salib, kita serahkan semuanya kepada Tuhan. Bagi beberapa orang, bahkan orang-orang yang seharusnya mengerti, itu dianggap sebagai suatu pemborosan; tetapi bagi Tuhan, inilah yang paling dihargaiNya dan paling dituntutNya.

Sering kali yang kita persembahkan kepadaNya adalah pelayanan yang tidak kenal lelah. Tetapi untuk sementara waktu, seolah Tuhan berdiam diri dan tidak mau menggunakan hakNya untuk menghentikan pelayanan kita, supaya dengan itu Ia menyadarkan kita, sebenarnya apakah yang menarik kita, pelayanan atau diriNya sendiri.
Pdt. Felix Agus Virgianto
Khotbah Minggu Tgl. 6 September 2009


No comments:

Post a Comment