Translate

Sunday 21 April 2013

SATU KURBAN PERSEMBAHAN YANG HIDUP [1]


Ada satu aspek kematian Kristus yang diperlihatkan kepada kita dalam Efesus 5, yang berbeda dengan apa yang telah di tulis oleh Surat Roma. Sebenarnya, aspek ini adalah tujuan akhir dari pembahasan dari Surat Roma. Sekarang kita akan melihat bahwa surat ini membimbing kita masuk aspek ini, karena penebusan membawa kita kembali kepada garis tujuan Allah yang semula.

Dalam ROMA.8:14. Paulus memberitahukan, bahwa Kristus adalah Anak sulung Allah di antara”anak-anak Allah” yang dipimpin oleh Roh itu. 

ROMA.8:29-30. 8:29. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. 

8:30 Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya. 


Disini memperlihatkan bahwa pembenaran bertujuan membawa kita kepada kemuliaan. Kemuliaan ini tidak ternyata dalam diri seseorang atau beberapa orang, melainkan dalam nanyak orang; dalam sejumblah orang yang menyatakan gambar Dia. Seperti yang kita lihat, tujuan penebusan kita di dalam “kasih Kristus” kepada milikNya ternyata di sini, dan kasih ini adalah judul dari ROMA.8:35-39

Tetapi apa yang tersirat di dalam fatsal 8, baru dengan jelas ternyata dalam fatsal 12, yaitu Tubuh Kristus. Sekarang tujuan pembahasan kita langsung beralaih ke fatsal 12. Kita boleh dengan sangat sederhana meringkas fatsal-fatsal yang telah di bahas terdahulu sebagai berikut: fatsal 5, prihal dosa-dosa diampuni;fatsal 6, prihal kita telah mati bersama Kristus; fatsal 7, prihal alamiah kita sama sekali tidak bisa ditolong.

Sebab itu fatsal 8 mengatakan kita harus hanya bersandar ke pada Roh yang berhuni di dalam kita. Sampai fatsal 12, dikatakan hasil penebusan – ”Kita....adalah satu tubuh di dalam Kristus “ Roma 12 dan fatsal-fatsal selanjutnya berisi ajaran-ajaran yang riil bagi penghidupan dan kelakuan kita, yang juga dimulai dengan penekanan atas hal konsekrasi. Dalam fatsal. 6:13. Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran. 


Tetapi kini, dalam fatsal 12:1. Penekanannya agak berbeda, ”Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.” Panggilan baru konsekrasi ini ditujukan kepada kita sebagai “saudara-saudara “,menghubungkan pikiran kita kepada “banyak saudara“ dari fatsal 8:29

Panggilan ini menghimbau kita agar memiliki satu langkah iman yang sama, yaitu mempersembahkan tubuh kita sebagai ”persembahan yang hidup” kepada Allah. Hal ini melampaui lingkungan perorangan, karena yang disinggung di sini adalah suatu persembahan untuk keseluruhan. Mempersembahkan bersifat perorangan, tetapi kurbannya bersifat korporat, hanya ada satu korban. 

Pelayanan yang diinginkan Allah adalah pelayanan seluruh Tubuh. Jangan sekali-kali mengira bahwa persembahan kita itu tidak diperlukan, karena jika persembahan itu terarah kepada pelayanan itu, Allah akan dipuaskan. Dan melalui pelayanan itu kita pun bisa membedakan “apa yang baik, yang bekenan kepadaNya dan sempurna” 12:2.


Dengan kata lain, kita mengenal tujuan kekal Allah dalam Kristus Yesus. Maka nasehat Paulus “ kepada setiap orang di antara kamu” 12:3. adalah berdasarkan terang fakta ilahi, bahwa “walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita Atas dasar fakta inilah ajaran-ajaran selanjutnya kita bahas. Wadah yang melaluinya Tuhan Yesus dapat mengekspresikan diriNya dalam zaman ini bukanlah wadah yang perorangan, melainkan satu Tubuh.

Memang, Allah telah mengaruniakan iman kepada masing-masing orang 12:3, tetapi dalam keadaan sendirian, manusia tidak mungkin dapat merampungkan kehendak Allah. Untuk mencapai perawakan Kristus dan untuk mengekspresikan kemuliaanNya, diperlukan satu Tubuh yang utuh. Kiranya jemaat benar-benar nampak hal ini. Sebab itu Roma.12:3-6.


Mengambil tubuh manusia sebagai pelajaran saling beranggota satu sama lain. Orang Kristen perorangan bukan Tubuh, mereka masing-masing adalah anggota Tubuh, dan di dalam tubuh manusia “semua anggota tubuh tidak memiliki yang sama” Telinga tidak bisa menganggap dirinya sebagai mata; walaupun ia banyak berdoa, tidak mungkin ia dapat melihat – namun seluruh tubuh melihat melalui mata. Maka dengan mengambil suatu perumpamaan dapat dikatakan, saya mungkin hanya memiliki karunia mendengar, tetapi saya dapat melihat memiliki karunia kaki sehingga dapat berjalan, tetapi saya tidak memiliki karunia bekerja sebagai tangan, namaun saya dapat menerima bantuan dari tangan. 

Ada kalimat yang sangat umum yang menyatakan sikap kita terhadap perkara-perkara Tuhan, yaitu “Saya hanya tahu apa yang saya ketahui, saya tidak tahu apa yang tidak saya ketahui, kalau pun saya tidak mengetahui, itu tidaklah mengapa.” Di dalam Kristus, hal-hal yang tidak kita ketahui tetapi diketahui orang lain, dapat kita ketahui dan kita nikmati bersama melalui orang lain. Ini adalah salah satu faktor penting dalam hayat umat Allah.


Jika hidup kita tidak dapat “saling“, kita tidak dapat mempertahankan hidup. Itulah sebabnya berdoa bersama itu sangat penting, karena doa bersama bisa mendatangkan bantuan Tubuh; MATIUS.18:19-20. Dengan jelas mengetengahkan hal ini. Sendirian percaya kepada Tuhan tidaklah cukup, saya perlu percaya kepada Tuhan bersama orang lain. Saya harus di dalam dan bersama tubuh belajar berdoa,” Bapa kami....”, karena tanpa bantuan Tubuh saya tidak dapat maju. Hal ini ternyata lebih jelas dalam aspek pelayanan. 

Melayani Tuhan seorang diri, selamanya tidak akan menghasilkan pelayanan yang efektif, dan Tuhan tidak akan jemu mengajarkan hal ini kepada kita. Ia akan membiarkan banyak perkara menemui jalan buntu, menutup semua pintu, dan membiarkan kita dengan sia-sia membenturkan kepala kita ke tembok yang kosong, sampai kita sadar, bahwa kita memerlukan bantuan Tubuh sebagaimana kita memerlukan Tuhan. Karena hayat Kristus adalah hayat Tubuh dan karunia yang Ia berikan kepada kita adalah untuk membangun TubuhNya.


Tubuh bukanlah satu gambaran, melainkan satu fakta. Alkitab tidak mengatakan, bahwa gereja seperti Tubuh, melainkan gereja adalah Tubuh Kristus. “Kita, walaupun banyak, adalah satu Tubuh di dalam Kristus, tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain.” Semua anggota Tubuh bersatu menjadi satu Tubuh, karena semuanya memiliki hayatNya – sebagaimana Ia sendiri tersuplai di antara anggota-anggotaNya. Banyak orang Kristen yang sulit memahami bahwa Tubuh Kristus itu satu, sedang pembentuknya adalah masing-masing orang Kristen yang terpisah satu sama lain. 

Perjamuan Suci sebelum roti itu dipecahkannya roti itu satu, setelah roti itu dibagikan dan dimakan, dan roti itu sekarang berada di dalam mereka yang hadir, namun roti itu tetap satu bukan banyak. Roti itu memang telah dibagi-bagikan, tetapi Kristus tidak terbagi-bagi seperti roti itu. Di dalam kita Dia tetap adalah satu Roh,dan kita semua di dalam Dia juga adalah satu. Hal ini berkebalikan dengan keadaan manusia alamiah kita. Di dalam Adam kita memiliki hayat Adam, yang pada hakikinya bersifat individu.

Pdt Felix Agus Virgianto
Khotbah Minggu 5 Juli 2009

No comments:

Post a Comment