SEBUAH PINTU DAN SEBUAH JALAN
Dengan mengenal sejumlah aspek dalam hayat dan pengalaman seorang Kristen, perlu langkah-langkah yang berulang, atau ciri-ciri khusus. Langkah –langkah ini adalah pertama wahyu, wahyu selalu mendahului iman dan pengalaman. Melalui firmanNya Allah membuka mata kita kepada kebenaran tentang beberapa fakta mengenai anakNya. Ketika didalam iman kita menerima fakta itu, kebenaran itu baru secara riil menjadi pengalaman dalam hidup kita.
Jadi kita harus memiliki
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Wahyu
[Obyektif]
2. Pengalaman [Subyektif]
2. Pengalaman [Subyektif]
Bahwa pengalaman biasanya diikuti
dua hal, yaitu “melewati pintu” dan “berjalan”. Kita akan lebih jelas jika
memakai istilah “pintu yang sempit” dan “jalan yang sempit”. Orang Kristen
terlebih dulu masuk melalui “pintu yang sempit”. Tuhan Yesus juga pernah
menyinggung tentang pintu dan jalan yang sempit, yang menuju kepada kehidupan.
Matius 7:14 “Karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan
yang menuju kepada kehidupan dan sedikit orang yang mendapatinya”. Memang
demikianlah pengalaman orang Kristen. Selanjutnya kita memiliki ciri-ciri khusu
sebagai berikut :
1. Wahyu
2. Pengalaman
a.
Pintu yang sempit [melewati pos]
b.
Jalan yang sempit [menempuh perjalanan]
Kita lihat pembenaran dan
kelahiran kembali kita. Hal itu dimulai dengan wahyu Tuhan Yesus mengenai
pekerjaan penebusanNya atas dosa-dosa kita disalib; kemudian kita melewati pos
[pintu yang sempit] pertobatan iman, yang olehnya kita bisa menghampiri Allah.
Efesus 2:13 “Tetapi sekarang didalam Kristus Yesus kamu yang dahulu jauh, sudah menjadi dekat oleh darah Kristus”. Pintu ini membawa kita berjalan pada jalan yang senantiasa bersekutu dengan Tuhan [jalan yang sempit], dan dasar kita agar setiap hari tetap bisa mendekati Allah adalah darah Kristus.
Ibrani 10:19,22 10:19 “Jadi, saudara-saudara, oleh darah
Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk kedalam tempat kudus” 10:22
“Karena itu marilah kita menhadap Allah dengan hati yang tulus iklas dan
keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati
nurani yang jahat dan tubuh kita telah
dibasuh dengan air yang murni”
Ketika kita tiba pada kelapasan
dari dosa, sekali lagi kita memiliki tiga langkah: Wahyu Roh Kudus, atau “mengetahui” Roma 6:6 “Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita
telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan
kita menghambakan diri lagi kepada dosa. Pos Iman, atau “memandang” Roma 6:11 “Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi
dosa, tatapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.
Dan Konsekrasi yang terus menerus, atau
“mempersembahkan diri kita” kepada Allah Roma 6:13 “Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa
untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah
sebagai orang-orang, yang dahulunya mati,tetapi sekarang hidup. Dan serahkanlah
anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran. Berdasarkan
menempuh hidup dalam kebaruan hayat.
Selanjutnya karunia Roh Kudus.
Inipun dimulainya dengan adanya “penampakan yang baru” terhadap ditinggikannya
Tuhan Yesus ke atas tahta, sehingga mendapatkan pengalaman ganda atas Roh yang
dicurahkan dan Roh yang berhuni didalam.
Melangkah leih maju kepada perkara
yang berkenan kepada Allah, kita kembali menemukan perlunya penerangan Roh
Kudus, agar kita dapat Nampak nilai salib terhadap daing – seluruh hayat ego
manusia. Begitu kita menerima ini, kita segera dibawa masuk ke dalam pengalaman
“pintu sempit”.
Roma 7:25 “Syukur kepada Allah! Oleh Yesus Kristus,
Tuhan kita. Didalamnya kita berhenti dari “daya upaya” diri sendiri, dan
menerima dengan iman kekuatan pekerjaan hayat Kristus yang memuaskan tuntuan
Allah yang riil didalam diri kita. Kemudian, segera kita dibawa menempuh “jalan
sempit” agar berjalan dalam ketaan kepada Roh itu.
Roma 8:4 “Supaya tuntutan hokum Taurat digenapi
didalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh.
Proses terjadinya tiap kasus
tentu tidak harus persis sama. Karena itu kita harus hati-hati untuk tidak memaksakan
bentuk yang tertentu atas pekerjan Roh Kudus, tetapi pengalaman baru yang kita
peroleh sedikit banyak segaris dengan apa yang telah kita bahas. Terlebih dulu
mata kita tercelik, sehingga Nampak aspek baru dari Kristus dan pekerjaan yang
telah dirampungkanNya, kemudian iman akan membuka pintu penuju suatau jalan.
Bahwa pembagian pengalaman orang
Kristen yang kita lakukan menjadi beberapa tahap, seperti; pembenaran, kelahiran kembali, karunia Roh Kudus, kelapasan, pengudusan
dan sebagainya, hanya bertujuan agar kita dapat dengan mudah memahaminya.
Bukan berarti tahap-tahap ini harus dan selalu sambung-menyambung dalam urutan
yang sudah ditentukan. Sebenarnya, jika sejak permulaan Kristus dan salibNya
sudah disajikan secara penuh kepada kita, maka kita berkemungkinan menempuh
sejumlah besar pengalaman sejak hari pertama hidup kristiani kita, sekalipun
penjelasan yang penuh tentang hal-hal itu mungkin akan menyusul kemudian.
Semoga semua pemberita injil bisa
demikian!
Satu hal yang pasti, wahyu selalu
mendahului iman. Nampak dan percaya adalah dua prinsip yang mengatur hidup
orang Kristen. Saat kita Nampak yang telah Allah lakukan didalam Kristus,
dengan spontan kita akan beraksi “Tuhan, terimakasih kepadamu” dan imanpun
menyusul dengan segera.
Wahyu adalah pekerjaan Roh Kudus
yang diberikan dengan maksud menerangi dan membukakan Alkitab bagi kita, agar
Ia membawa kita masuk ke dalam seluruh kebenaran.
Yohanes 16:13 “Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh
Kebenaran, Ia akan memimpin kamu kedalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan
berkata dari diri-Nya, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan
dikatan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang”.
Kita harus bersandar kepadaNya,
karena justru untuk itulah Ia datang.
Ketika Anda menemui kesulitan, seperti
kekurangan pemahaman atau kekurangan iman, segeralah beri tahu kesulitan anda
itu kepada Tuhan, “Tuhan, bukalah mataku. Tuhan buatlah hal yang baru ini
menjadi jelas bagiku. Tuhan tolonglah aku yang tidak beriman ini” Dia tidak
akan mengecewakan anda.
Pdt Felix Agus
Virgianto
Khotbah Minggu 14 Juni
2009
No comments:
Post a Comment