Translate

Friday, 15 April 2011

KEMURNIAN YANG DIPALSUKAN


Matius 13:33 Dan Ia menceriterakan perumpamaan ini juga kepada mereka: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya."

Ragi melambangkan kepalsuan kerusakan dan kebobrokan batiniah. Seperti halnya pohon besar melambangkan penampilan permukaan yang palsu. Kita dapat menerapkan gambaran ini pada keadaan kekristenan saat ini. Dalam kekristenan secara umum saat ini, kita bisa melihat begitu banyaknya lalang, pertumbuhan kekristenan yang abnormal dan kerusakan yang ditimbulkan oleh ragi. Sekalipun di dalam kekristenan memang ada sejumlah kebenaran , tetapi telah bercampur dengan ragi. Yang seharusnya murni, kini telah menjadi campur aduk.Yang Tuhan inginkan bukan pohon yang besar bukan tepung yang beragi, bukan gereja yang memiliki iman yang palsu. Tetapi kelompok kawanan kecil, karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu



Lukas 12:32 Janganlah takut hai kamu kawanan kecil! Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu.

Kawanan kecil merupakan minoritas dari sekelompok orang percaya yang murni yang tidak tercemar oleh ragi orang Farisi masa kini yang digambarkan oleh Tuhan seperti lalang pohon yang besar dan ragi yang menimbulkan ketidak wajaran yang abnormal hasil rekayasa pemikiran manusia jiwani yang hanya untuk membangun dunia kekristenan yang hanya permukaannya saja. Gereja ini harus keluar dari penampilan luaran yang merosot dan dari proses peragian!

Kita harus berjaga-jaga jangan sampai mengizinkan jenis ragi masuk dalam gereja ini. Waspadalah, jangan mengambil sesuatu selain Kristus.

Perumpamaan tentang seorang perempuan yang mengambil ragi dan mengaduknya ke dalam tepung terigu tiga sukat menandakan tercampurnya hal-hal jahat ke dalam gereja Matius. 13:33.

Ragi melambangkan hal-hal yang jahat (1 Korintus 5:6,8) sedangkan tepung halus melambangkan Kristus dan ajaran yang murni tentang Injil Kristus (1 Korintus 5:7,8).

Gereja seharusnya hanya membeitakan Injil Yesus Kristus dan ajaran yang murni tentang Injil Kerajaan itu yan dapat memberi hayat yang sejati sebagai pengganti hayat alami kita.

Gereja harus menolak segala unsur dan ajaran selain Kristus dan firmannya yang murni pemberi hayat, termasuk cara-cara duniawi dalam pelayanan rohani.

Ragi lambang kejahatan, kenajisan, kepalsuan yang mengkhamirkan dan merusak.

1 Korintus 5:6,7,8 Kemegahanmu tidak baik. Tidak tahukah kamu bahwa sedikit ragi membuat seluruh adonan mengembang? Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebagai mana kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita, yaitu Kristus, juga telah disembelih. Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran.

Sedikit ragi saja, sedikit dosa bisa mengkhamirkan dan mencemarkan seluruh adonan, seluruh gereja Tuhan.

Adonan yang baru mengacu kepada gereja ,yang terdiri atas kaum beriman yang sejati di dalam sifat yang baru. Kaum beriman adalah umat pilihan Allah yang telah melewati Paskah mereka. Agar kaum beriman memperoleh hayat Allah kaum beriman harus telah melewati Paskah yaitu telah tersalib bersama Kristus dan hidupnya yang sejati adalah Kristus artinya hanya hayatnya Kristus yang hidup di dalam kita, yang terus bertumbuh sampai hayat tubuh kita hayat jiwa kita tergeser dan hayat Kristus menjadi berkuasa atas roh kita. Sampai kita menjadi serupa dengan Kristus Yesus Tuhan kita. Karena domba Paskah kita adalah Kristus, yang telah disembelih. Berpesta mengacu kepada Hari Raya Tidak Beragi sebagai kelanjutan Paskah.

Keluaran 12:15-20

12:15 Kamu makanlah roti yang tidak beragi tujuh hari lamanya; pada hari pertamapun kamu buanglah segala ragi dari rumahmu, sebab setiap orang yang makan sesuatu yang beragi, dari hari pertama sampai hari ketujuh, orang itu harus dilenyapkan dari antara Israel.

12:16 Kamu adakanlah pertemuan yang kudus, baik pada hari yang pertama maupun pada hari yang ketujuh; pada hari-hari itu tidak boleh dilakukan pekerjaan apapun; hanya apa yang perlu dimakan setiap orang, itu sajalah yang boleh kamu sediakan.

12:17 Jadi kamu harus tetap merayakan hari raya makan roti yang tidak beragi, sebab tepat pada hari ini juga Aku membawa pasukan-pasukanmu keluar dari tanah Mesir. Maka haruslah kamu rayakan hari ini turun-temurun; itulah suatu ketetapan untuk selamanya.

12:18 Dalam bulan pertama, pada hari yang keempat belas bulan itu pada waktu petang, kamu makanlah roti yang tidak beragi, sampai kepada hari yang kedua puluh satu bulan itu, pada waktu petang.

12:19 Tujuh hari lamanya tidak boleh ada ragi dalam rumahmu, sebab setiap orang yang makan sesuatu yang beragi, orang itu harus dilenyapkan dari antara jemaah Israel, baik ia orang asing, baik ia orang asli.

12:20 Sesuatu apapun yang beragi tidak boleh kamu makan; kamu makanlah roti yang tidak beragi di segala tempat kediamanmu."


Hari Raya ini berlangsung selama tujuh hari, jangka waktu yang lengkap, menandakan seluruh waktu kekristenan kita dari hari pertobatan kita sampai hari keterangkatan kita. Ini adalah masa perayaan yang panjang. Kita tidak boleh merayakan dengan ragi yang lama, yaitu dosa dari sifat kita yang usang, tetapi dengan roti yang tidak beragi yaitu Kristus dari sifat yang baru sebagai rawatan dan kenikmatan kita. Hanya Dia sajalah suplai hayat yang sejati dan riel, mutlak, murni tanpa campuran, bahkan penuh realitas. Perayaan adalah waktu untuk menikmati pesta. Seluruh kehidupan orang Kristen seharusnya merupakan pesta yang demikian, menikmati Kristus sebagai pesta kita, sebagai suplai hayat yang limpah bagi kita.

Keluaran 13:6-8

13:6 Makanlah roti yang tidak beragi tujuh hari lamanya dan pada hari yang ketujuh akan diadakan hari raya bagi TUHAN.

13:7 Roti yang tidak beragi haruslah dimakan selama tujuh hari itu; sesuatupun yang beragi tidak boleh dilihat padamu, bahkan ragi tidak boleh dilihat padamu di seluruh daerahmu.

13:8 Pada hari itu harus kauberitahukan kepada anakmu laki-laki: Ibadah ini adalah karena mengingat apa yang dibuat TUHAN kepadaku pada waktu aku keluar dari Mesir.

Imamat 2: 11 Suatu korban sajian yang kamu persembahkan kepada Tuhan jangan diolah beragi, karena dari ragi atau dari madu tidak boleh kamu membakar sesuatupun sebagai kurban api-apian bagi Tuhan.

Artinya dalam Kristus tidak ada dosa atau hal hal yang negatif. Korban sajian tanpa madu melambangkan bahwa dalam Kristus tidak ada daya tarik alamiah atau kebaikan alamiah.

Imamat 6:17 Janganlah itu dibakar beragi. Kuberikan itu sebagai bagian mereka dari pada segala kurban api apianKu; itulah bagian maha kudus, sama seperti kurban penghapus dosa dan kurban penghapus salah.

Korban sajian tidak dikembangkan dengan ragi melambangkan bahwa jerih lelah kita atas Kristus untuk mengambil Dia sebagai suplai hayat kita harus tanpa dosa. Hukum kurban sajian mengacu kepada kurban dosa dan kurban pelanggaran, melambangkan jika kita mau menikmati Kristus sebagai suplai hayat kita, kita perlu menanggulangi dosa dalam sifat kita dan dosa-dosa pelanggaran dalam tingkah laku kita.

Ulangan 16:3,4 Jangan engkau makan sesuatu yang beragi besertanya tujuh hari lamanya engkau harus makan roti yang tidak beragi besertanya, yakni roti penderitaan, sebab dengan buru-buru engkau keluar dari tanah Mesir. Maksudnya supaya seumur hidupmu engkau teringat akan hari engkau keluar dari tanah Mesir. Janganlah terdapat padamu ragi di seluruh daerahmu, tujuh hari lamanya; dan dari daging hewan yang kau sembelih pada waktu petang pada hari pertama, janganlah ada yang bermalam sampai pagi.

Dalam kitab Amos 4:4-5. merupakan teguran bagi kurban-kurban bagi umat yang hanya untuk kemulianan diri sendiri saja bukan kah hal yang dulu pernah menjadi teguran bagi umat Israel sekarang dilakukan kembali oleh sebagiaan umat percaya pada Zaman ini?

Amos 4:4 Datanglah ke Betel dan lakukanlah perbuatan jahat, ke Gilgal dan perbuatlah perbuatan jahat! Bawalah kurban sembelihanmu pada waktu pagi, dan persembahan persepuluhanmu pada hari yang ketiga! Bakarlah kurban syukur dari roti yang beragi dan maklumkanlah persembahan persembahan sukarela; siarkanlah itu! Sebab bukankah yang demikian kamu sukai, hai orang Israel? demikialah firman Tuhan Allah.

Jadi perbuatan jahat yang Tuhan katakan bila persembahanan kita yang kita bawa persembahan yang telah tercampur dengan motivasi-motivasi zaman ini yang di hadapan Allah merupakan ragi yang dicampur ke dalam tepung terigu tiga sukat. Merupakan kebanggaan bagi kurban yang disiarkan oleh gereja. Inilah yang gereja perbuat bagi umatnya dalam generasi abad ini. Bukankah ini praktek kejahatan yang dipraktekkan oleh gereja masa ini hanya untuk memacu pendapatan dan sekaligus membuat kejahatan. Inilah dunia kekristenan yang sebenarnya lalang yang tumbuh diladangnya Allah.


Dalam Perjanjian Baru lambang pengajaran palsu dan doktrin palsu

Markus 8:15 Lalu Yesus memperingatkan mereka; Berjaga-jagalah dan awasilah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes. Ragi orang Farisi adalah kemunafikan mereka.

Lukas 12:1. Ragi Herodes adalah kejahatan dan ketidakadilan nya dibidang politik.

Markus 6:27 Raja segera menyuruh seorang algojo dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara.

Ini menunjukkan kebencian iblis, dinyatakan melalui kegelapan dan ketidak adilan kekuasaan duniawi terhadap pelopor Hamba Penyelamat yang setia.

Injil Kerajaan berbeda dengan ragi yang di bawa seorang perempuan.

Injil Kerajaan adalah Hayat Allah yang memberi hidup dalam kehidupan orang percaya.

Tetapi ragi merupakan kerusakan kepalsuan kejahatan yang dibawa oleh seorang perempuan yang melambangkan ajaran palsu, keburukan dan kejahatan oleh Tuhan dilambangkan lalang yang ada di ladangnya Allah ini adalah orang-orang yang melakukan kejahatan dalam ladang Allah memberitakan nama Yesus untuk kepentingan dirinya sendiri alias perutnya. Ketika Tuhan menyinggung tentang kekristenan gereja yang menikah dengan dunia, Gereja di Pergamus Tuhan menyebutkan adanya perbuatan Biliam Wahyu.2:14.

Perbuatan Bileam tidak lain ialah menggabungkan Gereja dengan dunia. Biliam adalah orang pertama yang memperdagangkan karunia Allah demi Mamon (uang). Para pelayan Kerajaan Allah seharusnya hanya berharap pada pemberian Allah saja, bukan menerima uang haram dari orang yang tidak mengenal Allah.

3 Yohanes 7 Sebab karena namaNya mereka telah berangkat tanpa menerima apa pun dari orang orang yang tidak mengenal Allah.

Pada zaman rasul-rasul mereka yang bekerja bagi Allah tidak mengambil sesuatu apapun dari penyembahan berhala. Nama yang ditinggikan dan dimuliakan dari Kristus yang ajaib.

Filipi 2:9 Inilah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepadaNya nama di atas segala nama.

Tuhan sangat merendahkan diriNya, tetapi Allah meninggikanNya ke puncak yang tinggi. Setelah kenaikan Tuhan tidak ada nama dibumi yang melebihi nama Tuhan Yesus Kristus. Banyak orang memberitakan nama Yesus tetapi tidak banyak orang memberitakan Injil Kerajaan. Mungkin banyak orang begitu mudah menerima nama Yesus tanpa mengenal Injil Kerajaan secara tuntas menyeluruh dan dalam kurun waktu yang lama inilah yang membuat kekeristenan terlena tidur dan iblis menggunakan kesempatan menaburkan benih kerajaan si jahat dengan membentuk dunia kekristenan yang sebenarnya kerajaan si jahat hanya memanfaatkan nama Yesus sebagai sarana kepentingan dunia kekristenan agar tetap binasa walaupun telah ikut kegiatan ritual rutinitas ibadah yang tidak memiliki jaminan apa pun karena tanpa Hayat Allah di dalam hidupnya. Tuhan juga menyebut pengikut Nikaulaus Wahyu.2:15. Pengajaran Nikaulaus pengajarannya dalam Gereja harus tetap ada hirarki. Gereja didirikan oleh Tuhan sendiri, maka di dalamnya tidak dibenarkan adanya penguasa ”Siapa saja yang ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu”

Wahyu 2:20 Tetapi Aku mencela engkau, karena engkau membiarkan wanita Isebel, yang menyebut dirinya nabiah mengajar dan menyesatkan hamba-hambaKu supaya berzina dan makan persembahan- persembahan berhala.

Terhadap Gereja di Tiatira Gereja yang murtad dan Gereja di Pergamus dengan kekuatan politik telah menjadi pohon yang besar. Izebel adalah seorang perempuan yang mencampur ragi ke dalam tiga sukat tepung terigu Tetapi yang Tuhan inginkan bukan pohon yang besar, bukan tepung yang bercampur ragi, bukan Gereja yang memiliki iman yang palsu. Tetapi yang Tuhan kehendaki dalam, rencanaNya adalah kasihnya untuk memberikan HayatNya kepada kita kaum pilihanNya.

Yang perlu kita ketahui bagi kita yang telah di selamatkan oleh Allah dalam Kristus ada tiga hayat yang hidup di dalam diri orang yang percaya yang telah di lahirkan kembali oleh Allah. Yang pertama hayat manusia, yang kedua hayat setan/iblis, dan yang ketiga hayat Allah. Hayat manusia bekerja di dalam jiwanya, hayat Setan bekerja dalam tubuh manusia, akibat buah pengetahuan yang telah dimakannya. Hayat Allah bekerja di dalam roh manusia yang telah dilahirkan kembali oleh Allah. Selain hayat yang menjadi kehidupan yang bekerja dalam diri orang percaya masih ada juga hukum hayat yang bekerja dalam ketiga hayat itu.dan yang satu hukum bekerja di luar kita yaitu hukum Taurat.

Sekarang orang percaya yang teleh diselamatkan harus dapat memahami apakah Hayat Allah yang telah melahirkan kita kembali itu menjadi Tuan atas hidup kita, atau hayat iblis yang menjadi tuan atas hidup kita atau hayat manusia yang menjadi tuan atas hidup ini, Hayat manusia terdapat di dalam Emosi kita, dalam Pikiran kita dan atas Tekat kita.

Bila jiwa yang menjadi tuan atas hidup kita maka semua kegiatan kita Pikiran, emosi dan tekat kitalah yang menjadi pimpinan yang mengatur kesuksesan, keberhasilan dan ini pantas bila kita ingin mendapat pujian dari manusia.

Bila emosi pikiran tekat kita yang dominan, maka setan memperoleh kesempatan untuk mempengaruhi emosi pikiran bahkan tekat kita menjadi tempat iblis untuk menipu kita agar kita seolah-olah sedang mengasihi Allah tetapi yang sebenarnya kita sedang mengerjakan pekerjaan iblis agar kita tetap binasa walaupun motivasi kita baik.

Buah dari kelahiran baru bukan perbuatan baik manusia,tetapi buah kelahiran baru adalah Hayat Allah yang telah menggantikan Hayat Kita dan tetap hidup di dalam diri kita sebagai sumber hayat yang sejati yang terus mensuplai hayatNya Allah melalui pemberitaan Injil Kerajaan yang terus menerus kita dengarkan sebagi hayat yang mensuplai masuk dalam kehidupan kita sampai Kristus kembali kedalam dunia ini.

Ragi merupakan hal yang dapat merusak seluruh kehidupan dan ragi hanya membentuk luaran saja jika dunia kekristenan hanya membentuk luaran saja inilah gereja yang di bangun oleh anak-anak si jahat yang Allah benci Penampilan luaran Kerajaan Surga mencakup tiga hal; lalang, pohon besar, dan ragi. Lalang melambangkan berubahnya hakiki unsur unsur penyusun kerajaan; pohon besar melambangkan penampilan permukaan yang palsu; dan ragi melambangkan kerusakan dan kebobrokan batiniah Kita dapat mengetrapkan gambaran ini pada keadaan kekristenan pada saman ini.

Dalam kekristenan secara umum saat ini, kita bisa melihat begitu banyaknya lalang, pertumbuhan kekristenan yang abnormal; dan kerusakan yang disebabkan oleh ragi. Sekalipun di dalam kekristenan memang ada sejumlah kebenaran, tetapi telah bercampur dengan ragi. Yang seharusnya murni, kini telah menjadi campur aduk. Saat ini kita dipanggil untuk keluar dari penampilan luaran yang merosot dan dari proses peragian. Rekayasa apapun yang digunakan untuk membantu orang menjamah perkara rohani adalah sejenis ragi.

Satu satu untuk memberitakan Injil dan membina kaum beriman ialah dengan berdoa dan meministrikan firman {mengajarkan injil Kerajaan Allah} sampai Hayat Allah menjadi hayat kita. Tidak boleh menggunakan cara lain. Orang mau menerima atau tidak injil Kerajaan Allah yang kita sampaikan, itu masalah kehendak Bapa. Setiap rekayasa adalah ragi. Cepat atau lambat akan merusak kesaksian Yesus. Kita harus nampak perbedaan antara realitas kerajaan dan penampilan lahiriah kerajaan.

Realitas sangat berharga bagi Allah, tetapi penampilan lahiriah sangat Allah benci. Sebab itu kita harus memustikakan realita dan menolak penampilan lahiriah. Kita harus tidak suka akan lalang, pohon besar atau kebobrokan. Kita harus memperhatikan tepung gandum murni dan sayuran sesawi kecil yang baik untuk kita makan. Inilah kesaksian gereja, yang adalah makanan bagi Allah dan manusia.


Sebelum kita masuk ke dalam kehidupan gereja yang normal, kita tidak mungkin menemukan makanan yang sejati bagi kepuasan rohani kita. Tetapi begitu kita masuk ke dalam kehidupan gereja yang tepat, roh kita puas. Mengapa? Karena dalam kehidupan gereja yang tepat ada makanan yang murni, tidak ada rekayasa atau ragi, melainkan tepung halus dengan sayur sesawi, inilah kesaksian Tuhan yang sejati, tanpa lalang, pohon besar, atau ragi.

Kita memang harus menyelamatkan jiwa sabanyak mungkin, tetapi bukan berarti kita boleh menggunakan segala cara menurut ide atau gagasan kita sendiri. Cara-cara duniawi memang sangat efektif untuk mengumpulkan orang, mendatangkan orang, tetapi Tuhan membenci cara cara itu, karena itu adalah ragi yang akan merusak gerejaNya. Tuhan ingin gerejaNya murni, tidak ada campuran. Semakin murni samakin baik. Janganlah gereja/orang beriman membuat kejahatan dalam kerajaanNya

Pdt Felix Agus Virgianto

Khotbah Gereja Minggu tgl. 13 April 2008

No comments:

Post a Comment