Translate

Saturday 16 April 2011

GEREJA DI SARDIS

WAHYU 3:1 "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Sardis: Inilah firman Dia, yang memiliki ketujuh Roh Allah dan ketujuh bintang itu: Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati!
3:2 Bangunlah, dan kuatkanlah apa yang masih tinggal yang sudah hampir mati, sebab tidak satupun dari pekerjaanmu Aku dapati sempurna di hadapan Allah-Ku.
3:3 Karena itu ingatlah, bagaimana engkau telah menerima dan mendengarnya; turutilah itu dan bertobatlah! Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu.

3:4 Tetapi di Sardis ada beberapa orang yang tidak mencemarkan pakaiannya; mereka akan berjalan dengan Aku dalam pakaian putih, karena mereka adalah layak untuk itu.
3:5 Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya.
3:6 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat."

Gereja di Sardis dalam bahasa Yunaninya berarti yang tersisa, orang-orang yang tersisa. Gereja di Sardis melambangkan gereja yang Reformis yang dimulai dari Reformasi hingga Kristus datang kembali. Reformasi adalah reaksi Allah terhadap gereja di Tiatira yang merosot. Reformasi dilakukan oleh kaum beriman minoritas, orang-orang yang tersisa. Jadi Reformasi adalah pemulihan yang didatangkan oleh orang-orang yang tersisa. Ketujuh Roh Allah membuat gereja lebih kuat dan ketujuh bintang membuat lebih terang

Terhadap gereja di Epesus, Kristus adalah Yang memegang ketujuh bintang dan berjalan diantara ketujuh kaki pelita. Gereja sebermula memerlukan perawatan Kristus dan orang yang memimpin gereja juga memerlukan kasih karunia pemeliharaan Nya.

Terhadap gereja di Smirna, Kristus adalah Yang telah mati dan hidup kembali. Gereja yang menderita perlu hayat kebangkitan Kristus.

Terhadap gereja di Pergamus, Kristus adalah yang mempunyai pedang bermata dua. Gereja yang merosot dan duniawi, memerlukan firman Kristus yang menghakimi dan membunuh.

Terhadap gereja di Tiatira, Kristus adalah Yang mata Nya bagaikan nyala api, kakiNya seperti tembaga mengkilap. Gereja yang murtad memerlukan penyelidikan dan penghakiman Kristus

Kini terhadap gereja di Sardis, Kristus adalah Yang mempunyai ketujuh Roh Allah dan ketujuh bintang. Gereja yang mati dan di Reformasi memerlukan Roh Allah yang di perkuat tujuh kali serta pemimpin yang bercahaya terang. Roh yang diperkuat ,tidak pernah bisa digantikan oleh huruf yang mati dari pengertian. 2 Korintus. 3:6. Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan

Banyak orang mengira gereja Sardis yang diReformasi itu hidup, tetapi Tuhan berkata bahwa dia itu mati. Seperti banyak orang Kristen merasa dia hidup karena masih bertahan di gereja tetapi di gereja yang seperti gereja di Sardis gereja yang mati, gereja yang hanya memunculkan kaidah-kaidah, peraturan-peraturan, dan cara-cara buatan manusia untuk mempertahankan berkat-berkat yang telah di milikinya atau seperti banyak orang Kristen merasa tetap hidup sebab masih percaya Tuhan walaupun tidak beribadah kepada Tuhan menjauhkan diri dari persekutuan tubuh Kristus.

Matius 16:18 Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.

Tidak ada kebenarannya bila kita merasa percaya Tuhan dan tidak berjemaat dalam jemaat lokal, Tuhan dalam misinya untuk mendirikan jemaat dengan maksud agar kita yang percaya kepadanya tidak lagi dibawah hukum maut. Setiap orang yang mengaku Yesus itu adalah Mesias dia harus menjadi anggota jemaat lokal untuk di bangun oleh Tuhan sampai alam maut tidak menguasainya lagi. [sampai akhir hidup ini]

Tetapi Tuhan berkata bahwa dia itu mati, sebab dalam keadaannya yang mati, dia memerlukan Roh yang hidup dan bintang yang bercahaya terang.

Ayat.2. ”Apa yang masih tinggal” adalah hal-hal yang pernah hilang, kemudian dipulihkan oleh pergerakan Reformasi, misalnya dibenarkan berdasarkan Iman .

Maskipun hal-hal itu telah dipulihkan, tetapi keadaannya sudah hampir mati. Karena itu perlu di bangkitkan. Inilah keadaan sesungguhnya dari jemaat gereja Sardis.

Perkara yang dirintis oleh pergerakan Reformasi tidak ada satupun yang sempurna. Sebab itu, Jemaat gereja di Filadelfia perlu menyempurnakannya.

Misi-misi yang datang dari Eropa dan Amerika berbeda dengan jemaat gereja yang di Asia khususnya jemaat di Timur Tengah dan Asia yang masih memegang kemurnian jemaat bermula yang masih mempertahankan ordo adminitrasi Allah yang telah ditetapkan secara universal yang harus tetap menjadi ketetapan dalam Ibadah kita kepada Tuhan.

Sebab ibadah adalah bukan saja memuliakan Tuhan tetapi juga mempermalukan Iblis, bila ibadah orang Kristen tidak memperhatikan ordo administrasi Allah maka satu kali kelak orang kristen akan dipermalukan oleh iblis.

Ibadah berjemaat sama dengan memberikan Sabat karena Yesus adalah Sabat kita dan dalam kita berjemaat agar Allah yang menjadi Kepala dari seluruh jemaat yang didirikan Nya dan Allah dapat melihatNya sebagai tempat kesenangan bagi diriNya Allah sendiri. Maka Bapamu yang melihat ibadahmu, doamu, akan memberikan upah kepadamu. Matius. 6:6 Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.

Ayat.3. Pencuri datang untuk mencuri benda-benda yang berharga, pada waktu yang tidak diduga. Karena jemaat gereja di Sardis yang di Reformasi itu mati, mereka tidak akan tahu kedatangan Tuhan seperti pencuri dalam pernyataan Nya yang rahasia kepada orang-orang yang mencari Nya. Karena itu perlu berjaga-jaga. 
Berjaga-jaga adalah hal yang paling melelahkan dan membebani. Berjaga-jaga berarti seseorang harus menjaga dirinya sendiri agar tidak tertidur. Berjaga-jaga bukan hanya di lakukan satu jam atau satu hari tetapi seumur hidup kita. Kita mudah sekali letih sehingga tidak sanggup berjaga-jaga. Kecuali kita mendekat kepada Kristus dan kita merasakan penyelidikan dan pengawasanNya, sulit bagi kita untuk berjaga-jaga. Bahkan di dalam pekerjaan kita ,kita juga perlu berjaga-jaga. 
”Dan bertobatlah kamu” Pertobatan disini mengacu kepada pertobatan bagi kaum beriman. Mereka yang telah undur, tidak menuruti apa yang telah diterima dan didengar. Kita seharusnya mengubah prilaku kita dan lebih meresponi perkara-perkara Allah. Jikalau kita tidak segera bertobat, Allah akan meminta pertanggung jawaban kita.

Bagaimana kita telah menerima atas pendengaran apa yang harus kita dengar itulah yang harus kita pegang dengan dituruti dan bertobat inilah pekerjaan berjaga-jaga yang Tuhan maksudkan agar kita tetap berjaga, agar tidak ada sesuatu yang hilang apa yang telah kita terima, sesuatu yang telah kita dengar atas Firman Injil Yesus Kristus. 
Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu kapan saatnya Aku tiba-tiba datang kepadamu. Pencuri tidak datang untuk mencuri benda-benda yang murah, ia selalu mencuri benda-benda yang paling baik. Begitu pula Tuhan, Ia akan mencuri yang paling baik di bumi ini. Semua yang terbaik itu ada di dalam tanganNya, tidak ada diluarNya. Jika kita bukan yang terbaik, Ia akan melewati kita.

Ayat.4. Tidak mencemarkan pakaiannya. Dalam Alkitab, pakaian melambangkan apa adanya diri kita dalam kelakuan dan kehidupan kita. Mencemarkan pakaian di sini khususnya berarti mengotori pakaian dengan noda maut. Dihadapan Allah, maut lebih najis dari pada dosa. Pencemaran oleh maut itu lebih serius dibandingkan pencemaran oleh dosa. 
Banyak orang Kristen saat ini tidak memiliki kesadaran akan maut ini. Jika berjudi mabuk, kita akan merasa telah berbuat dosa. Tetapi jika kita datang ketempat perhimpunan dengan cara yang mati, kita tidak merasakan keseriusannya. Tetapi dalam pandangan Allah, situasi yang penuh maut itu lebih serius dari pada berjudi bermabuk-mabukkan. Jangan salah faham, kita harus mengecam dosa, namun kita lebih-lebih harus mengecam maut.

Jangan sampai kita duduk dalam perhimpunan gereja seperti mayat, namun tidak merasa ada sesuatu yang tidak benar. Ikut ibadah tetapi seperti mayat tidak mau berbuat sesuatu apapun ini adalah orang yang mati di hadapan Allah. Hidup bukanlah kalau gereja itu menampilkan yang dapat menghibur para jemaat dengan musik yang hebat, tetapi hidup karena ada Hayat Allah yaitu Firman Hayat yang diberitakan, bukan buah pengetahuan yang harus dimakan, maupun yang dijamah itulah yang di maksudkan perhimpunan gereja yang mati. Kita harus memiliki perasaan bahwa bersikap demikian itu lebih berdosa dari berjudi. 
Berjudi perbuatan dosa mudah diampuni jika mau berhenti dan bertobat, tetapi perhimpunan yang mati banyak orang Kristen tidak dapat memahami atas kematian dalam perhimpunan gerejanya, sulit untuk disadarkan. Banyak yang merasa benar, sekalipun yang dilakukan itu benar tetapi sesungguhnya itu mati. Merasa lebih baik diam daripada salah, maka banyak jemaat memilih diam hanya duduk dalam perhimpunan jemaat dalam gereja agar tidak berbuat salah, inilah kematian di hadapan Allah. 
Lebih baik hidup sekalipun salah daripada benar namun mati. Mungkin saja kita melakukan kesalahan, tetapi setiap orang mengetahui betapa hidupnya kita. Manakah yang kita sukai, benar namun mati atau melakukan kekeliruan namaun hidup? Putih bukan hanya melambangkan kemurnian, melainkan juga melambangkan diperkenan. Di sini pakaian putih melambangkan tingkah laku dan kehidupan yang tidak tercemar oleh maut, melainkan diperkenan oleh Tuhan. Inilah syarat berjalan dengan Tuhan, terutama dalam kerajaan yang akan datang.

Ayat 5 Menang di sini mengacu kepada menang atas keadaan jemaat gereja sardis yang mati. Dalam janji ini, mengenakan pakaian putih adalah pahala yang diberikan kepada para pemenang dalam Kerajaan Seribu Tahun. Tingkah laku mereka dalam zaman ini, akan menjadi pahala bagi mereka dalam zaman yang akan datang dalam pemerintahan Kristus dalam KerajaanNya. Setiap orang beriman memerlukan dua pakaian: yang pertama adalah pakaian pembenaran untuk keselamatan kita yang melambangkan Kristus, yang kita terima sebagai kebenarn yang obyektif kita .

LUKAS. 15:22 Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya.

Keselamatan kita hanyalah pembenaran oleh Bapa, diampuni mendapat belas kasihan, diberi jubah yang terbaik status dipulihkan dan diberikan cincin kedudukan sebagai keluarga Bapa. Dengan mengenakan jubah itu, anak yang hilang itu dibenarkan di hadapan bapanya. Tadinya, ia telah menjadi seorang pengemis yang kasihan, yang tidak layak hidup bersama bapanya. 
Tetapi saat ia mengenakan jubah itu, ia dibenarkan dan diperkenan. Ini berarti ia dibenarkan dalam Kristus dan Kristus menjadi jubah kebenarannya. Jadi, pakaian pembenaran adalah untuk keselamatan. Di samping itu, kita masih memerlukan pakaian lain yang membuat kita diperkenankan Tuhan. ”Kain halus yang berkilau-kilau dan yang putih bersih”

WAHYU 19:8 Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" (Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus) Ini menunjukkan pakaian yang kedua.

1 KORINTUS 1:30 Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita.

Yang kedua adalah pakaian perkenan agar kita diperkenankan. Pakaian ini melambangkan Kristus, yang kita perhidupkan sebagai kebenaran subyektif kita .

FILIPI 1:21 Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan

FILIPI 3:9 dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.

Pada waktu kita mendengarkan kebenaran yang dianugerahkan, pada waktu kita dapat mendengarkan firman hayat dan kita responi inilah yang harus menjadi dasar kepercayaan yang merupakan kebenaran Allah yang menjadi hayat kita, yang sejati yaitu Kristus Tuhan yang hidup di dalam diri kita, yang perlu kita hidupkan sebagai kebenaran subyektif kita.
Bila kita sadar menjadi orang Kristen yang sejati, bila Kristus itu tinggal di dalam diri kita, bukan karena kita yang mau menjadi Kristen karena kita ingin menjadi Kristen, sehingga ke-Kristenan kitalah yang kita hidupi, maka diri kitalah yang kita hidupi, sehingga makanan rohani kita yang kita inginkan hanyalah sebatas kepuasan jiwa bukan kepuasan rohani kita, yang di dalamnya hayat yang sejati Allah yang mampu membawa kita kepada hidup kekal dan hidup tidak dapat binasa.

Pakaian putih yang disinggung di sini mengacu kepada pakaian kedua, yang kita perlukan untuk menerima pahala dan masuk ke dalam kerajaan guna berjalan dengan Tuhan yaitu memerintah bersama Tuhan.

2 TIMOTIUS 2:11 Benarlah perkataan ini: "Jika kita mati dengan Dia, kitapun akan hidup dengan Dia; 2:12 jika kita bertekun, kitapun akan ikut memerintah dengan Dia; jika kita menyangkal Dia, Diapun akan menyangkal kita;

Bertekun dalam berpegang atas kepercayaan dan Kristus yang hidup di dalam kita yang perlu kita hidupkan dengan makanan rohani yaitu Firman Hayat dan Roh Hayat agar Hayat Allah menjadi hayat kita. Bukan diri kita yang harus hidup dan makanan-makanan yang harus kita makan yang hanya menjadi keperluan jiwa kita yaitu kesenangan atas kepuasan jiwa yang membuat ibadah kita hanya sejauh hiburan yang memuaskan hati tanpa kehidupan yaitu Hayat Allah yang menjadi sumber hayat kita.

Seluruh ayat ini adalah janji Tuhan kepada para pemenang. Setelah beroleh selamat [memiliki pakaian yang pertama], kita perlu menjadi matang dan mengalahkan semua gangguan dan halangan. Kita harus berlari dalam jalur perlombaan dan mencapai tujuan. Walaupun sewaktu kita berlari dalam perlombaan, banyak perkara akan menghalangi kita mencapai sasaran, kita harus mengalahkan semua penghalang itu. 
Kita memang telah beroleh selamat, dibenarkan, dan telah memiliki pakaian pertama, tetapi kita masih harus menjadi pemenang dan mencapai apa yang telah ditentukan bagi kita. Jika kita berbuat demikian, itu berarti kita sedang mempersiapkan pakaian kedua kita. Kelak kita berjalan bersama Tuhan dalam pakian putih. Tetapi, jika kita hidup sembarangan, maka kita akan seperti orang yang di undang ke pesta tetapi tidak mengenakan pakian pesta.

MATIUS 22:11 Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta.
22:12 Ia berkata kepadanya: Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja.
22:13 Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya dan campakanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, disanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi. Bagi orang percaya yang telah beroleh selamat tetapi tidak mempersiapkan pakaian yang kedua pakaian pesta akan diikat dibuang ke tempat kegelapan yang paling gelap, di sana akan meratap dan mengertak gigi.

Janji ini akan tergenapi pada Kerajaan Seribu Tahun dalam pemerintahan Kristus bersama dengan orang kudusNya.

Menghapus sebuah nama dari kitab kehidupan menunjukkan bahwa nama itu sudah tercatat dalam kitab kehidupan. Di sini bukan soal apakah nama itu dicatat atau tidak, melainkan nama itu diakui atau tidak. Yang namanya diakui Tuhan mendapatkan pahala; yang namanya tidak diakui, tidak mendapat pahala. Semua nama telah dicatat dalam kitab kehidupan, tetapi mereka yang tidak diakui Tuhan, seolah-olah namanya diberi lingkaran. 
Ini bukan masalah hidup yang kekal dalam alam yang kekal, melainkan masalah dapat tidaknya berkuasa bersama Tuhan. Maka adalah hal yang sangat disayangkan, jika sudah dicatat, tetapi tidak dapat berkuasa bersama Tuhan. Kitab kehidupan adalah catatan Ilahi, berisi nama orang-orang yang mengambil bagian dalam berkat yang dipersiapkan oleh Allah. Berkat yang dipersiapkan oleh Allah bagi orang yang menang adalah hidup memerintah bersama Kristus dalam Kerajaan Seribu Tahun dalam pemerintahanNya.

Semua orang-orang Kudus yang dipilih oleh Allah dan ditakdirkan untuk berbagian dalam berkat ini, namanya tercantum dalam kitab ini.

LUKAS. 10:20 Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga."

Hanya orang yang namanya tertulis dalam buku kehidupan [Al hayat] yang ada terdaftar di Surga, pada waktu kita pulang ke Surga bertemu Tuhan nanti upah kita orang yang berkenan akan mendapat upahnya yaitu memerintah bersama dengan Kristus dalam Kerajaan Seribu Tahun di Surga bukan di bumi.

Berkat-berkat ini terbagi menjadi tiga tahap:

1) dalam jemaat lokal, 
2) dalam Kerajaan Seribu Tahun di Surga, 
3) dalam kekekalan.

Berkat-berkat dalam jaman gereja lokal zaman ini, seperti Pengampunan, Penebusan, kelahiran kembali, hayat yang kekal, sifat ilahi dan sebagainya adalah bagian awal. Semua orang yang dipilih oleh Allah, yang namanya tercatat dalam kitab kehidupan [Al hayat], mempunyai bagian dalam bagian awal ini, untuk memulai kehidupan rohaninya.

Jika kita bekerja sama dengan kasih karunia Allah yang menyuplai, kita akan matang dalam hayat pada zaman gereja jemaat lokal saat ini. Kematangan hayat yang lebih dini ini akan membentuk pahala yang akan diberikan oleh Tuhan kepada kita pada saat kita dipanggil pulang dari pembuangan kita di dunia perbudakan ini. Pahala ini adalah jalan masuk ke dalam Kerajaan Seribu Tahun dan untuk mengambil bagian dalam berkat ilahi pada masa itu, misalnya: menikmati kebahagiaan dan perhentian Tuhan.

MATIUS. 25:21 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
25:22 Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta.
25:23 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.

IBRANI 4:9 Jadi masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Allah.
4:10 Sebab barangsiapa telah masuk ke tempat perhentian-Nya, ia sendiri telah berhenti dari segala pekerjaannya, sama seperti Allah berhenti dari pekerjaan-Nya.
4:11 Karena itu baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam perhentian itu, supaya jangan seorangpun jatuh karena mengikuti contoh ketidaktaatan itu juga.

Ketidak taatan kita bukan merupakan sesuatu yang dapat kita terus pertahankan karena itulah kehidupan lama kita yang belum diberbaharui oleh Tuhan. Kita harus memperbaharui pikiran dan roh kita dengan Hayat Allah, agar kita dapat memerintah bangsa-bangsa sebagai upah dalam Kerajaan Seribu Tahun kelak. Berkat-berkat itu telah dipersiapkan oleh Allah sebagai perangsang bagi orang pilihanNya, agar mereka maju bersamaNya pada zaman gereja saat ini. 
Namun banyak orang pilihanNya, setelah menerima pengampunan dosa, penebusan, hayat kekal, sifat Ilahi dan sebagainya, tidak mau bekerja sama dengan kasih karuniaNya dan tidak mau maju bersamaNya. Karena itu mereka tidak dapat matang pada zaman gereja dan dengan demikian tidak akan siap pada saat pulang dari pembuangan dalam perbudakan di dunia ini untuk masuk dalam Kerajaan Seribu Tahun bersama Tuhan dalam pemerintahanNya, guna berbagian dalam berkat Illahi pada zaman itu sebagai pahala. 
Karena itu, di zaman Kerajaan Seribu Tahun, nama mereka akan dihapus dari kitab kehidupan Allah. Dalam Kerajaan Seribu Tahun, kita yang telah menang akan berbagian dalam berkat ke-Illahian, misalnya: jabatan imam yang kekal dengan penyertaan Allah yang kekal, jabatan raja yang kekal.

WAHYU. 22:3 Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya,
22:4 dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka.
22:5 Dan malam tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya
WAHYU 22:14 Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.
WAHYU. 22:17 Roh dan pengantin perempuan itu berkata: "Marilah!" Dan barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata: "Marilah!" Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma

Upah bagi pemenang dan nama yang di tuliskan dalam buku Hayat Allah akan menduduki jabatan imam atau raja dalam kota Yerusalem Baru kota Allah atas pohon hayat ,air hayat dan sebagainya.

Pada masa itu nama kita akan kembali di catat dalam buku kehidupan [hayat ]. Hal ini berarti setiap orang yang dipilih oleh Allah, yang namanya tercatat dalam kehidupan [hayat ]dan yang berbagian dalam berkat ilahi pada zaman gereja saat ini ” tidak akan binasa selama-lamanya.

YOHANES 10:28 dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.

Maksud dari ayat ini ,mereka tidak akan kehilangan berkat Illahi dalam kekekalan. Tetapi bagi orang-orang yang tidak mau bekerja sama dengan Tuhan pada zaman gereja saat ini akan kehilangan berkat Ilahi pada zaman kekekalan nanti.

Pada zaman Kerajaan Seribu Tahun, Tuhan akan mengakui nama pemenang yang menang dalam zaman gereja dan nama mereka tidak dihapus dari dalam kitab kehidupan [hayat], melainkan tetap tercantum di dalamnya. Hal ini menyiratkan, jika kaum beriman bukan kaum pemenang, pada masa Kerajaan Seribu Tahun nama mereka akan dihapus dari kitab kehidupan [hayat], maka Tuhan pun tidak mengakui mereka di dalam KerajaanNya. {

Pdt. Felix Agus Virgianto
Khotbah Gereja tgl. 18 dan 25 Mei 2008

No comments:

Post a Comment