Translate

Saturday, 7 May 2011

TUDUNG KEPALA SEPRANG PEREMPUAN [BAGIAN 4]

KEWAJIBAN PARA PEREMPUAN

Penudungan kepala yang dipraktekkan para perempuan pada waktu berdoa, berkotbah dan bernubuat berarti perempuan berdiri di atas kedudukan Kristus di hadapan Allah, dan diatas kedudukan laki laki di hadapan Kristus. Allah menyuruh setiap perempuan menudungi kepala dihadapan Allah dengan maksud supaya aturan ordo adminitrasi-Nya terekspresi di bumi ini.


Hanya perempuanlah yang diharuskan melakukan penudungan kepala. Penudungan kepala bukan hanya untuk perempuan itu sendiri, tetapi juga untuk perwakilan laki-laki dan Kristus di hadapan Allah dalam hadirat-Nya. Banyak perkara yang dilakukan untuk diri sendiri, tetapi banyak pula yang dilakukan untuk perwakilan. Bagi yang telah menikah agar suami tidak salah mengambil putusan dalam banyak hal, dan anak-anak yang masih dalam tanggung jawabnya agar malaikat pelayan yang Allah sediakan sebagai malaikat pelindung dan malaikat pembawa berkat dapat melaksanakan perintah Allah sesuai dengan keperluan kita. 

Untuk diri sendiri, sebab aku adalah seorang perempuan, untuk perwakilan, sebab aku mewakili Kristus. Karena itu para perempuan menudungi kepalanya dihadapan Allah, itu sama dengan Kristus menudungi kepala-Nya di hadapan hadirat Allah. Para perempuan menudungi kepalanya dihadapan Kristus, itu sama dengan laki-laki menudungi kepalanya di hadapan Kristus.

Di hadapan Kristus semua manusia seharusnya tidak berkepala, harus menudungi kepala dan membiarkan Kristus menjadi Kepala. Jika kita di hadapan Kristus tidak menudungi kepala, itu berarti mempunyai dua kepala. Kalau ada dua kepala, bagaimanapun, yang satu harus ditutupi.

Kalau Allah dan Kristus ada di sini, maka satu kepala harus ditutupi. Demikian pula, kalau laki laki dan perempuan ada di sini, maka satu kepala harus di tudungi. Kalau Kristus dan laki laki ada di sini, satu kepala harus ditudungi pula. Jika yang satu tidak menudungi kepala, dalam aturan ordo administrasi Allah tidak boleh ada dua kepala. Jika Allah sebagai Kepala, maka Kristus tidak dapat menjadi Kepala; jika Kristus sebagai Kepala, maka laki-laki tidak dapat menjadi Kepala; dan jika laki-laki sebagai kepala, maka perempuan tidak dapat menjadi kepala.

Allah menetapkan para wanita sebagai wakil, maka para wanita diwajibkan mengenakan tanda ketaatan di atas kepalanya, yaitu memanifestasikan sistem aturan ordo administrasi Allah. Allah secara khusus menuntut satu perkara ini, yakni ketika seorang perempuan berdoa atau bernubuat atau berkotbah haruslah ia menudungi kepalanya. Pada waktu mereka datang ke hadapan Allah, mereka harus menyadari aturan ordo adminitrasi Allah. Ketika mereka berkhotbah atau berdoa kepada Allah di hadapan manusia, atau pergi untuk Allah atau datang ke hadapan Allah, semua yang bertalian dengan Allah, harus menudungi kepalanya. Perbuatan ini tidak lain bermaksud memanifestasikan aturan ordo administrasi yang telah ditetapkan oleh Allah.

Para laki-laki tidak diperbolehkan menudungi kepala. Jika laki-laki menudungi kepala di hadapan perempuan itu berarti ia menghina kepalanya sendiri. Laki laki mewakili Kristus. Kalau laki-laki menudungi kepala, itu berarti mengakui setiap orang tidak seharusnya menudungi kepala di hadapan Kristus, dan Kristus menudungi kepala di hadapan setiap orang, Sama dengan menjadikan diri kita tanpa Kristus yang boleh menjadi kepala dari jemaat Tuhan.

Pdt. Felix Agus Virgianto

No comments:

Post a Comment