TIDAK ADA PERBANTAHAN
1 Korintus.11:16 Tetapi jika ada orang yang mau membantah, kami maupun Jemaat-jemaat Allah tidak mempunyai kebiasaan yang demikian.
Perkataan Paulus ini sangat berat. Paulus sangat mengenal orang-orang Korintus. Orang orang Korintus tidak hanya tinggal di Korentus, juga tinggal di banyak tempat! Orang-orang Korintus juga mungkin tinggal di gereja di tempat kita ada. Paulus mengatakan.”Jika ada orang yang mau membantah ”Apa yang mau dibantah? Dari ayat 1 sampai ayat 15. membicarakan masalah penudungan kepala, maka yang mau dibantah orang ialah masalah penudungan kepala.
Tetapi di sini Paulus seolah mengatakan, kelirulah jika ada orang mau membantah masalah penudungan kepala. Sebab masalah penudungan kepala tidak dapat diperbantahkan dengan sembarangan. Banyak orang ingin membantah, mereka mengatakan perempuan tidak perlu menudungi kepalanya pada waktu berdoa bernubuat berkotbah.Allah menjadi Kepala Kristus tidak berlaku secara universal, melainkan hanya berlaku di Korintus saja.Demikian pula Kristus menjadi Kepala tiap tiap laki-laki dan laki-laki menjadi kepala perempuan. Tetapi kita harus ingat menjadi orang Kristen adalah masalah universal, bukan masalah Korintus.
Kristus menjadi Kepala tiap laki-laki, Allah menjadi Kepala Kristus dan laki-laki menjadi kepala perempuan .Ini semua merupakan masalah universal bukan masalah Korintus. Kalau ada orang yang mengira tidak perlu menudungi kepalanya, dan karenanya mereka menentang perkataan dan ketetapan yang Paulus terima dan yang disampaikan kepasa mereka, bagaimanakah kata Paulus? Paulus berkata, ”kami……tidak mempunyai kebiasaan {peraturan}yang demikian” Kami di sini ditujukan kepada Paulus sendiri dengan para rasul.
Diantara para rasul tidak terdapat kebiasaan yang demikian, yaitu tidak ada perempuan yang tidak menudungi kepala. ”Jika ada orang yang mau membantah, kami tidak mempunyai kebiasaan yang demikian”. Semua orang Kristen tidak beralasan untuk membantah hal ini. Jika ada orang Kristen mau membantah lagi ”Gereja-gereja Allah pun tidak mempunyai kebiasaan demikian. Ini berarti masalah penudungan kepala tidak dapat dibantah oleh siapapun.
Di sini Paulus menunjukkan kepada kita bagaimana kebiasaan gereja- gereja Allah pada masa itu. Menurut adat istiadat orang Yahudi waktu itu, jika mereka memasuki Sinagoge, haruslah menudungi kepala, baik laki-laki maupun perempuan. Laki-laki dan perempuan sama sama harus menudungi kepala dengan sehelai kain penudung yang disebut” talis”, barulah dapat masuk ke dalam Sinagoge, tanpa penudung, tidak diperbolehkan masuk.
Tetapi menurut adat istiadat orang Yunani waktu itu, {Korintus salah satu kota di Yunani} ketika laki-laki mau masuk ke kuil mereka, emuanya tanpa penudung kepala yakni menampilkan kepala. Pada zaman Paulus tidak ada satu bangsa atau negara di dunia ini yang para laki-lakinya tidak menudungi kepala dan para perempuannya harus menudungi kepalanya. Jadi pada waktu itu orang Yahudi seluruhnya{laki laki dan perempuan} harus menudungi kepala, tetapi anak-anak Allah, laki-laki tidak menudungi kepala, perempuan harus menudungi kepala pada waktu beribadah kepada Allah. Karena itu, ketetapan laki-laki tidak menudungi kepala dan perempuan harus menudungi kepala merupakan sebuah perintah unik diberikan para rasul Allah kepada anak anak Allah.
Kebiasaan ini dimiliki oleh gereja-gereja Allah secara unik. Dan kebiasaan ini tidak sama dengan kebiasaan orang Yahudi maupun orang kafir, ini adalah kebiasaan unik yang dimiliki gereja. Karena kebiasaan ini adalah perintah para rasul, maka hal ini adalah hal yang baru dan yang ilahi. Semua rasul percaya bahwa perempuan harus menudungi kepala. Jika ada seorang rasul tidak percaya bahwa perempuan harus menudungi kepala, ia bukanlah di tengah-tengah kita, ia pasti diluar kita.
Tidaklah kebiasaan itu diantara kita. Kalau ada gereja yang tidak percaya. Paulus mengatakan bahwa gereja-gereja Allah pun tidak ada kebiasaan yang demikian. Seluruh Gereja tidak ada kebiasaan yang demikian kecuali gereja yang tidak termasuk gereja milik Tuhan gereja yang hanya termasuk dunia kekristenan yang membangun dunianya sendiri untuk kepentingan dunianya saja. Setiap gereja lokal yang dilawat para rasul tidak ada kebiasaan yang demikian, Sampai di sini Paulus tidak lagi membicarakan alasan.
Alasan Paulus dibicarakan sampai pada ayat 15 saja. Pada ayat 16, ia tidak lagi membicarakan alasan. Jika ada orang yang mau membantah, Paulus berkata, tidak ada seorang rasul yang menyetujui opini orang itu. Orang itu di luar rasul, dan di luar gereja. Semua rasul dan semua gereja percaya hal ini, maka kitapun tidak dapat membantahnya. Karena itu, kita harus membiarkan para perempuan menudungi kepala ketika mereka menghadap Allahnya, yaitu ketika berkhotbah, bernubuat, dan berdoa.
Mengapa harus demikian? Sebab hal ini bermaksud menyatakan bahwa Allah di gereja ingin memperoleh apa yang tidak dapat Ia peroleh di dunia, dan menyatakan bahwa Allah ingin memperoleh apa yang tidak dapat Ia peroleh di dalam alam semesta. Apa yang tidak dapat Ia peroleh di antara malaikat dan dunia, kini telah diperolehNya di dalam gerejaNya. Karena itu, para perempuan wajib mengetahui hal ini. Kata-kata dalam ayat 3 merupakan satu ajaran yang jelas.
Allah adalah Kepala Kristus, Kristus adalah Kepala laki-laki, laki-laki adalah kepala perempuan, demikianlah perempuan bertudung kepala. Inilah ajaran pokok dari seluruh bagian Alkitab ini. Sebagai orang Kristen, kita memiliki dua prinsip yang berbeda: pertama ialah apa yang kita lakukan di hadapan Allah berdasarkan prinsip pribadi, kedua ialah apa yang kita lakukan di hadapan Allah menurut prinsip perwakilan. Kita menjadi orang Kristen di hadapan Allah tidak secara pribadi saja, tetapi juga secara perwakilan. Jika ini tidak salah, kelak kita dihakimi, kita tidak saja dihakimi berdasarkan pribadi kita, tetapi juga dihakimi berdasarkan perwakilan kita itu.
MENUDUNGI SECARA PRIBADI DAN MENUDUNGI KEPALA SECARA PERWAKILAN
Ketika seorang perempuan berkhotbah atau bernubuat atau berdoa kepada Allah sambil menudungi kepalanya, itu berarti mereka mengumumkan di hadapan Allah bahwa manusia di seluruh dunia tidak ada satu pun yang boleh menampilkan kepalanya: siapapun tidak boleh menampilkan kepalanya dihadapan Allah. Tidak seorangpun yang boleh menjadi kepala di hadapan Kristus.
Tak seorangpun yang boleh mengeluarkan pendapat atau opininya di hadapan Kristus. Semua orang di hadapan Kristus haruslah menudungi kepalanya sendiri, semua pendapat dan opini sendiri harus ditudungi dan harus berkata kepada Tuhan, Tuhan, Dikaulah Kepalaku! Perempuan menudungi kepala, kedudukan perwakilan kita pun menudungi kepala. Kita sebagai wakil dalam alam semesta ini ’Para perempuan di sini mengumumkan kepada dunia bagaimana semestinya posisi seluruh manusia di hadapan Allah Walaupun perkara menudungi kepala adalah perkara kecil, tetapi perkara ini merupakan kesaksian yang sangat besar.
Pdt. Felix Agus Virgianto
No comments:
Post a Comment