Translate

Saturday 23 February 2013

Lanjutan : SEMUA PEKERJAAN ROHANI ADALAH SUATU PEPERANGAN



3 Menggunakan Senjata Rohani.

Prinsip ketiga dalam peperangan rohani ialah harus mengunakan senjata rohani. Ketika turut serta dalam peperangan rohani, tidak cukup dengan hanya menjaga posisi surgawi, juga harus dapat menggunakan senjata rohani secara aktif. Senjata rohani mengacu kepada “ seluruh perlengkapan senjata “ yang di sebutkan dalam EFESUS.6:10-17.
Termasuk ikat pinggang kebenaran, baju zirah keadilan, kasut kerelaan untuk memberitkan Injil damai sejahtra, perisai iman, ketopong keselamatan dan pedang Roh. Semua senjata ini bersifat rohani, dan ketika kita menggunakannya kita harus berada di dalam roh. Kita dapat mengatakan bahwa prinsip dasar penggunaan senjata rohani adalah semua aktivitas kita harus dari roh.

Memberitakan Injil membina kaum saleh, dan mengurus gereja adalah dari roh. Apa pun aktivitas kita, harus dari roh dan harus membebaskan roh. Semua yang tidak dari roh, semua yang menurut pandangan, ide, dan kepandaian kita sendiri, pasti adalah cara manusia, adalah senjata milik daging, bukan senjata rohani. Karena itu, ketika kita berperang,segala aktifitas kita harus dari roh, menjamah perasakan itu dari dalam roh. Ini juga adalah satu prinsip yang sangat mendasar.


4. Harus Ada Doa Peperangan.

Prinsip keempat dalam peperangan rohani ialah harus ada doa peperangan. Setelah rasul menyebutkan seluruh perlengkapan senjata Allah dalam EFESUS.6, selanjutnya dia berkata, “ Berdoalah setiap waktu di dalam roh “ ayat.18.. Peperangan rohani tidak dapat mengabaikan doa, karena peperangan rohani sebagian besar tergantung pada doa.

Boleh dikatakan, yang paling ditakuti oleh iblis adalah kaum saleh yang berlutut di hadapan Tuhan, yaitu doa gereja di hadapan Allah. Bahkan di dalam Perjanjian Lama kita dapat melihat beberapa contoh doa peperangan. Misalnya, begitu Daniel mulai berdoa, di atas takhta timbul suatu pergerakan. Tetapi ketika jawaban itu turun dari takhta, ia menemui hambatan di angkasa. Daniel berdoa terus-menerus.

Doanya adalah semacam peperangan. Orang yang menjaga posisi kenaikan, ia memerintah di surga. Ia juga dapat menggunakan senjata rohani dan doa yang diucapkan sangat berkhasiat, dapat menjamah takhta Allah dan mempengaruhi kuasa iblis. Allah justru menghendaki kaum salaehNya memiliki doa semacam ini untuk bekerja sama denganNya dan berperang bagiNya.


5.Oleh Darah Dan Perkataan Kesaksian, Dan Tidak Mengasihi Nyawanya.

Dalam peperangn rohani,selain menolak senjata daging, menjaga posisi kenaikan, menggunakan senjata rohani, dan ada doa peperangan, juga harus menerapkan darah, bersaksi, dan tidak mengasihi nyawanya sendiri. WAHYU.12:11.

Hal ini juga adalah satu prinsip yang sangat penting dalam peperangan rohani. Bersandar atas darah berarti menerapkan darah Tuhan menutupi kita, menerapkan darah Tuhan untuk menghadapi setiap dakwaan dan serangan iblis. Karena hingga hari ini kita masih berada di bumi, masih hidup di dalam tubuh daging; kita tidak dapat menghindar dari kecemaran, kerusakan, kelemahan, kekurangan, dan keadaan-keadaan lain yang tidak seharusnya ada.
Ketika kita berperang melawan iblis, hal pertama yang dia lakukan ialah dalam hati nurani kita menunjukkan semua kelemahan dan kekurangan kita untuk kemudian mendakwa dan menyerang kita. Dakwaan iblis tidak hanya di dalam; kadang-kadang dibicarakan di luar. Dahulu, pernah ketika seseorang sedang mengusir setan, setan menunjukkan kelemahannya yang tersembunyi dan menyatakannya secara umum melalui orang yang dirasukinya.

Peristiwa semacam ini juga tercatat dalam Perjanjian Lama ZAKARIA.3:1-5. Membicarakan Yosua yang mengenakan pakaian kotor dan iblis datang menentang dan menyerangnya. Hal-hal inilah yang pasti dilakukan iblis dalam peperangan rohani. Pada saat demikian, kita perlu mengetahui kuasa dan khasiat darah menerapkan darah untuk menjawab semua dakwahan iblis. Kita dapat berkata kepadanya, “ Meskipun kami memiliki kelemahan-kelemahan itu, tetapi darah Tuhan telah mengalir untuk kita, dan Allah telah dipuaskan.”Demikian barulah kita dapat dengan perkasa dan berani berperang melawan musuh.

Kedua, kita harus bersaksi, yaitu kita harus mengumumkan atau mendeklarasikan apa yang telah Tuhan rampungkan, kemenangan salib, pencapaian kebangkitan, dan posisi kenaikan. Ini bukan berkhotbah, melainkan mempersatukan dan mengumumkan dengan perkataan dan ketaatan sakramen tanda keselamatan kita.

Iblis sungguh-sungguh adala pendakwa yang sangat licik. Adakalanya, ketika kita mulai berbicara tentang mengalahkan dunia, dia segera mendakwa di dalam kita, mengatakan, “ Bukankah kamu masih mengasihi dunia? Begitu dia mencela dengan perkataan ini di dalam kita terus lemah. Saat ini kita harus segera mengumumkan kemenangan Tuhan. Kita harus berkata, “ Walaupun aku belum terlepas dari dunia, tetapi Tuhan Yesus telah mengalahkan dunia.” Demikianlah kita dapat menang melawan serangannya.

Ketiga kita tidak boleh mengasihi nyawa diri sendiri; tidak mengasihi diri sendiri dan memperhatikan diri sendiri. Mengsihi dan memperhatikan diri sendiri akan menyebabkan kita kehilangan posisi peperangan dan kita tidak dapat berperang. Jadi untuk berperang, kita tidak boleh mengasihi nyawa kita, bahkan sampai menghadapi maut. Ringkasnya, semua pekerjaan rohani adalah suatu peperangan rohani. Tidak ada satu kali pun ketika kita bangkit bekerja, yang tidak menghadapi serangan musuh. Ketika Nehemia membangun kembali kota Yerusalem, karena gangguan

musuh, maka setiap orang “melakukan pekerjaannya dengan satu tangan dan dengan tangan yang lain mereka memegang senjata” NEHEMIA.4:17. Demikian juga, kita yang hari ini melayani Tuhan harus bekerja dengan satu tangan, dan berperang dengan tangan yang lain. Kita tidak boleh memperhatikan pendapat atau kerugian kita, tetapi oleh darah, dalam posisi kenaikan, kita mengumumkan kemenangan Tuhan, menggunakan berbagai senjata rohani untuk menanggulangi iblis, menggulingkan kekuasaannya dan membawa masuk Kerajaan Allah. Ketika kita secara riil berperang dalam peperangan rohani, kita tidak boleh mengabaikan satu pun dari prinsip-prinsip ini.

V. HASIL PEPERANGAN ROHANI.

Hasil pertama dari peperangan rohani adalah mendatangkan otoritas Allah. Sampai tahap apa kita berperang,sampai tahap itulah otoritas Allah akan didatangkan; sampai di mana kita berperang, sampai di sanalah otoritas Allah dapat dilaksankan. Jika peperangan ini terjadi pada seseorang secara individu, maka otoritas Allah akan mencapai individu itu; jika peperangan berlangsung dalam satu keluarga, maka otoritas Allah akan mencapai keluarga itu; jika terjadi di dalam gereja, maka otoritas Allah akan mencapai gereja. Jika, hasil pertama dari peperangan rohani adalah mendatangkan otoritas Allah.

Hasil kedua dari peperangan rohani ialah iblis diusir. Ini juga berlaku atas individu, atas keluarga, atas gereja; bahkan di langit dan di bumi pun demikian. Samapi di mana kaum saleh melakukan peperangan rohani, sampai tempat itulah otoritas Allah didatangkan; hasilnya, iblis diusir dari tempat itu.

Hari ini iblis masih berkuasa di langit dan di bumi, karena di antara anak-anak Allah tidak banyak yang berbagian dalam peperangan rohani, unsur peperangan rohani juga sangt sedikit. Ketika pengalaman rohani kita sangat dangkal, perasakan peperangan rohani kita sangat ringan. Kita masih merasa bahwa persoalan kita adalah dosa, dunia, daging, diri dan alamiah.

Hanya setelah kita menanggulangi semua ini, memasuki tahap keempat hanya rohani, pengalaman kita diperdalam, dan kita juga nampak Tubuh yang Allah pergunakan di alam semesta adalah gereja, saat ini barulah kita memiliki perasakan yang berat terhadap peperangan rohani, mengetahui bahwa apa pun yang kita lakukan, setiap tindakan, perkataan dan sikap kita, selalu mempengaruhi iblis, selalu menyerang iblis.

Pada saat ini, kita baru merasakan dengan kuat bahwa masalah kita satu-satunya adalah iblis, dan kita di sini adalah laskar untuk menanggulangi musuh Allah ini. Kita akan nampak bahwa pemberitaan Injil kita tidak sekedar untuk menyelamatkan jiwa, tetapi juga untuk mengusir iblis; kita membina kaum saleh mengurus gereja, tidak sekedar untuk membangun gereja,mendapatkan anggota gereja saja, tetapi juga untuk berperang bagi Allah dan, mengusir kuasa kegelapan yang menduduki manusia.
Demikianlah otoritas Allah akan mencapai kelompok orang atau perkara-perkara tertentu dan Allah memerintah atas mereka. Sampai tahap ini, baik kita memberitakan Injil, membina kaum saleh, maupun mengurus gereja, sikap kita selalu tertuju kepada iblis sebagai sasaran penanggulangan kita. Kita tahu bahwa yang menghalangi Injil bukanlah lingkungan di luar, melainkan iblis.

Kita tahu bahwa yang merampas manusia dan menyebabkan mereka tidak mengasihi Tuhan bukanlah ikatan manusia, dunia atau daging, melainkan kuasa kegelapan iblis. Kita juga tahu bahwa alasan dari segala kekacauan, pergumulan, ketidakacuhan, dan keruskan dalam gereja bukan karena yang lain, melainkan iblis.
Karena itu, kita tidak menanggulangi apa pun yang ada di permukaan, tetapi melalui posisi dan otoritas kenaikan, kita menanggulangi kuasa kegelapan yang sebagai dalang di balik semua perkara itu. Demikianlah kita mendatangkan Kerajaan Allah di bumi. WAHYU.12. menampakkan kepada kita, begitu anak laki-laki itu [ melambangkan para pemenang ] diangkat ke surga, segera terjadi peperangan.

Begitu mereka diangkat ke surga, mereka segera berperang melawan iblis, dan mereka melemparkan iblis ke bawah, dari langit ke bumi. Kemudian, Tuhan Yesus membawa mereka bersamaNya turun ke bumi dan kembali melempar iblis yang ada di bumi itu ke dalam lubang yang tak berdasar.
Pada waktu itu kuasa kegelapan di langit dan di bumi akan sepenuhnya dicampakkan, dan tidak ditemukan lagi jejak iblis baik di langit maupun di bumi; demikian Kerajan Allah akan datang secara konkret. Saat itu, kaum saleh yang menang akan menjadi raja bersama Kristus dan memerintah bagi Allah selama- lamanya di atas bumi yang baru dan langit yang baru.
Di langit dan bumi yang baru nama Allah akan secara unik dihormati, semua mahluk akan tunduk di bawah otoritas Allah, kehendak Allah akan dilaksanakan di seluruh alam semesta, dan kemuliaan Allah akan sepenuhnya diekspresikan. Demikianlah, melalui peperangan rohani, tujuan kekal Allah sepenuhnya tercapai.

Pdt. Felix Agus Virgianto

Khotbah Kenaikan Tgl. 21 Mei 2009


No comments:

Post a Comment