Translate

Sunday 24 February 2013

HUKUM ROH HAYAT





ROMA.8:1-2.
8:1 Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.
8:2 Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut
Pada pasal 8, Paulus menyajikan rincian aspek positif dari hidup di dalam Roh. Begitu mulai, ia berkata, ”Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman ”Sekilas, pernyataan ini nampaknya tidak pada tempatnya. Karena penghukuman telah ditanggulangi oleh darah, yang olehnya kita didamaikan dengan Allah dan diselamatkan dari murka Allah. ROMA.5:1,9.
Tetapi penghukuman itu ada dua macam, yaitu di hadapan Allah dan di hadapan diri sendiri (sebagaimana telah kita bahas di depan tentang adanya dua macam damai sejahtera). Sering kali penghukuman yang kedua justru lebih menakutkan kita daripada penghukuman yang pertama. Ketika aku nampak darah Kristus telah memuaskan Allah, aku tahu bahwa dosa-dosaku telah diampuni, dan di hadapan Allah, aku tidak lagi di hukum. 


Seperti yang diperlihatkan ROMA.7 perasakan terhukum di dalamku karena kegagalan itu mungkin terasa jelas sekali. Tetapi jika aku belajar hidup oleh Kristus sebagai hayatku, maka aku segera menemukan rahasia kemenangan, dan aku dapat memuji Allah, “Sekarang tidak ada penghukuman lagi!”. 

Bahkan ketika aku belajar hidup di dalam Roh, aku dapat mengalami, ”Keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtra” ROMA.8:6. Dengan adanya damai sejahtra di hatiku, aku tidak lagi merasa terhukum; sebaliknya aku hanya memujiNya yang memimpinku dari satu kemenangan yang segar kepada kemenangan yang lain.

Apa yang menyebabkan aku memiliki perasakan terhukum? Bukankah itu pengalaman kegagalan dan perasakan tidak mampu melakukan apa pun? Sebelum aku nampak Kristus adalah hayatku, selalu aku melakukan sesuatu dengan merasa terhambat; ketidak mampuan selalu membelenggu langkah-langkahku. 

Aku sering berteriak,” Aku tidak dapat melakukannya! Aku tidak dapat melakukannya!” Meskipun aku rela terus berusaha, namun harus kuakui, bahwa aku “ tidak mungkin berkenan kepada Allah “ ROMA.8:8. Tetapi tidak ada kata “ tidak bisa ” di dalam Kristus. Kini,” segala hal dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuat kepadaku” Filipi.4:13.
Bagaimana Paulus bisa begitu berani? Atas dasar apa ia menyatakan, bahwa kini ia bebas dari ketidak mampuan dan “ dapat menanggung segala perkara”? Di sinilah jawabannya,” Karena hukum Roh hayat telah memerdekakan aku dalam Kristus, dari hukum dosa dan hukum maut.ROMA.8:2. 

Mengapa tidak ada lagi penghukuman?” Karena.......,” Jawaban ini menyatakan bahwa tidak dihukum lagi itu sangat beralasan, yaitu berdasarkan satu fakta yang tegas. Alasan ini ialah ada satu hukum yang disebut “ hukum Roh hayat “, terbukti lebih kuat daripada hukum lain yang disebut “ hukum dosa dan hukum maut”.

Sebenarnya, apakah hukum-hukum itu? Bagai mana hukum-hukum itu bekerja? Apa pula perbedaan antara dosa dengan hukum dosa, dan maut dengan hukum maut?

Pertama-tama, mari kita bertanya kepada diri sendiri, apa yang dimaksud dengan hukum? Tegasnya, hukum adalah suatu ketentuan yang telah teruji, dan terbukti tidak ada perkecualian baginya. Dengan lebih sederhana dapat kita katakan, hukum adalah sesuatu yang terjadi berulang-ulang, dan setiap kali sesuatu itu terjadi, ia terjadi seperti sebelumnya. 

Hal itu dapat kita jelaskan dengan undang-undang dan hukum alam. Misalnya di Indonesia, jika saya mengendarai mobil di sisi kanan jalan, polisi lalulintas akan menghentikan saya. Mengapa? Karena hal ini melanggar undang-undang di Indonesia. 
Jika Anda yang berbuat demikian, Anda pun akan dihentikan. Mengapa? Karena Anda telah melakukan pelanggaran seperti yang telah saya lakukan, dan hukum itu tidak mengenal perkecualian. Hukum adalah sesuatu yang terjadi berulang-ulang dan setiap menimbulkan hasil yang sama. Atau, kita semua tentu tahu apa yang disebut gravitasi [gaya tarik bumi ]. Jika saya menjatuhkan sapu tangan saya di Surabaya, sapu tangan itu akan jatuh ke tanah. 


Hal ini terjadi karena ada gravitasi. Hal yang sama akan terjadi bila saya menjatuhkannya di gereja ini. Tidak peduli dimana saja saya menjatuhkan sapu tangan ini, gravitasi tetap bekerja, dan hasilnya selalu sama. Jadi, kapan saja, asal dalam keadaan yang sama, pasti ada hasil yang sama. Inilah hukum.

Lalu, apa yang dimaksud dengan hukum dosa dan hukum maut? Jadi seseorang mengkritikku dengan kata-kata yang jahat, di dalamku segera timbul perasakan terluka. Kita tahu, itu bukan hukum, melainkan dosa. 

Tetapi jika ada orang Lain mengkritikku dengan kata-kata yang jahat, dan di dalam ada “ sesuatu “ yang sama, yang merasa terluka, tahulah saya, ada satu hukum di dalamku – hukum dosa. Sepertinya halnya hukum gravitasi, ia tidak berubah. Demikian pula hukum maut. Bahwa maut adalah kelemahan yang telah mencapai puncaknya.


Kelemahanku ialah “ aku tidak bisa “. Jadi saya menemukan bahwa saya tidak bisa menyenangkan hati Allah dalam suatu hal, lalu menemukan keadaan yang sama ketika saya mencobanya dalam hal lain, saya sadar bahwa ada suatu hukum yang sedang bekerja. Di dalamku tidak hanya ada dosa, juga ada hukum dosa; di dalamku tidak hanya ada maut, juga ada hukum maut.

Hukum ini seperti hukum gravitasi, ia tidak berubah, juga tidak mengenal perkecualian. Ia berbeda dengan undang-undang lalu lintas, yang dihasilkan oleh pembahasan atau penetapan manusia. Ia adalah satu hukum “ alam “, dan ditemukan keberadaannya oleh manusia.

Karena ada hukum gravitasi, maka sapu tangan itu jatuh ke bawah “ secara alamiah “ tanpa bantuanku. Demikianlah “ Hukum “ yang di temukan Paulus dalam ROMA.7:23, persis dengan hukum gravitasi itu. Hukum dosa dan hukum maut menentang apa yang baik, dan menghambat tekad manusia untuk berbuat baik. “ Secara alamiah “ seseorang berbuat dosa sesuai dengan “ hukum dosa “ yang ada di dalam anggota tubuhnya.


Meskipun ia ingin melakukan yang lain, tetapi hukum yang di dalamnya sangatlah sadis, tidak mau mengalah, dan tidak ada tekad manusia yang dapat melawannya. Sebab itulah, aku di hadapankan pada satu persoalan, bagaimana aku bisa bebas dari hukum dosa dan hukum maut?

Aku perlu bebas dari dosa, bahkan lebih lagi bebas dari maut, tetapi yang terpenting , aku perlu mendapatkan kelepasan dari hukum dosa dan hukum maut. Bagaimana aku dapat terlepas dari kelemahan dan kegagalan yang terus-menerus? Bagai mana hukum gravitasi dapat ditiadakan? Cara kerja hukum gravitasi itu cukup jelas, menariknya ke bawah.

Tetapi asal saya menahannya dengan tangan, maka sapu tangan ini tidak akan jatuh. Mengapa? Hukum itu tetap ada, saya tidak menanggulangi hukum gravitasi, dan kenyataannya saya pun tidak dapat menanggulangi hukum gravitasi.

Lalu mengapa sapu tangan saya tidak jatuh ke bawah? Karena ada satu kekuatan yang menahannya. Hukum itu tetap ada, tetapi ada hukum lain yang lebih kuat daripadanya yang bekerja dan mengalahkannya, yaitu hukum hayat.

Boleh saja hukum gravitasi bekerja sekuat-kuatnya, tetapi sapu tangan ini tetap tidak akan jatuh, karena ada hukum lain melawan hukum gravitasi itu dan menahan sapu tangan ini. Kita semua tahu tentang pohon yang bertumbuh dari sebutir benih yang jatuh di sela-sela batu.

Ketika ia bertumbuh, batu-batu yang keras pun dapat terpecah oleh kekuatan hayat di dalam pohon itu. Inilah yang kami maksud dengan kemenangan suatu hukum atas hukum lain. Dengan cara demikian Allah melepaskan kita dari satu hukum, yaitu dengan membawa masuk hukum lain.

Hukum dosa dan hukum maut tetap ada, tetapi Allah telah menggarapkan atas hukum lain – hukum Roh hayat dalam Kristus Yesus dan hukum ini cukup kuat untuk melepaskan kita dari hukum dosa dan hukum maut.

Inilah yang di sebut hukum hayat dalam Kristus Yesus- hayat kebangkitan yang ada di dalam Dia telah menghadapi maut dalam segala aspek dan telah menang atasnya. EFESUS.1:19-20.

Tuhan Yesus tinggal di dalam kita dalam pribadi RohkudusNya, dan jika kita menyerahkan diri kita kepadaNya, memberi jalan kepadaNya, kita akan menemukan bahwa hukum hayatNya yang baru menaklukkan hukum yang lama.


Saat demikian kita akan mengerti apa yang dimaksud dengan terpelihara, bukan oleh kekuatan kita, melainkan” oleh kekuatan Allah “ 1PETRUS.1:5.

--00 God Bless You 00--



Pdt. Felix Agus Virgianto
Khotbah Minggu 24 Mei 2012

No comments:

Post a Comment