Kita melangkah lebih maju dan memperhatikan betapa luas wilayah yang di
cakup oleh salib Tuhan Yesus Kristus. Menurut pengalaman orang Kristen, dan
untuk memudahkan analisis, kita akan terbantu jika kita mengenal empat aspek
penebusan Kristus adalah satu pekerjaan ilahi – bukan banyak.
Sekitar dua ribu tahun yang lalu, di tanah
Yudea, Tuhan Yesus telah mengalami mati sekali, tetapi kemudian bangkit kembali,
dan kini Ia” di tinggikan di sebelah
kanan Allah “ KISAH RASUL.2:33.
Pekerjaan itu sudah rampung, tidak perlu diulangi, juga tidak bisa ditambahkan
apa-apa ke dalamnya.
Dari keempat aspek salib yang akan kita bahas dapat di ringkas sebagai
berikut:
- Darah Kristus menanggulangi dosa-dosa [ kesalahan, pelanggaran]
- Salib Kristus menanggulangi tabiat dosa, daging dan alamiah.
- Hayat Kristus berhuni di dalam manusia, membuat manusia menjadi ciptaan baru dan memiliki kekuatan.
- Maut bekerja di dalam manusia alamiah, dan ini membuat hayat yang berhuni di dalam semakin ternyata.
Dua
aspek yang pertama bersifat memulihkan, untuk menyingkirkan pekerjaan iblis dan menyingkirkan dosa manusia. Dua yang
terakhir tidak bersifat memulihkan, melainkan bersifat positif, untuk mencapai
tujuan Allah.
Dua aspek yang pertama untuk memulihkan apa yang telah hilang
dari Adam karena kejatuhan, dua aspek yang terakhir untuk membawa kita masuk ke
dalam dan memiliki sesuatu yang tidak pernah
dimasuki dan di miliki oleh Adam. Jadi kita nampak, bahwa kematian dan
kebangkitan Tuhan Yesus tidak hanya menggenapkan pekerjaan penebusan bagi manusia, bahkan
memungkinkan terwujudnya tujuan Allah.
Kita telah membahas cukup panjang lebar prihal dua aspek kematianNya,
yaitu darah menanggulangi dosa-dosa dan salib menanggulangi tabiat dosa serta
tubuh daging. Ketika kita membahas tujuan kekal Allah, kita juga telah melihat
dengan singkat aspek ketiga – yang mengibaratkan Kristus sebagai biji gandum.
Ketika kita membahas Kristus sebagai hayat kita, kita pun telah nampak sesuatu
yang praktis. Sebelum kita melangkah ke aspek ke empat, yang di sebut “ memikul
salib “, kita harus menyinggung sedikit tentang aspek ketiga, yaitu pelepasan
hayat Kristus di dalam kebangkitan, guna tinggal di dalam manusia dan memberi
kekuatan untuk pelayanan kepada manusia.
Jangkauan tujuan Allah dalam
penciptaan itu jauh melebihi apa yang pernah dinikmati oleh Adam. Apakah tujuan
itu? Allah ingin mendapatkan suatu
bangsa yang tiap-tiap anggotanya memiliki satu roh untuk berhubungan denganNya,
karena Dia adalah Roh.
Bangsa itu memiliki hayat Allah sendiri, bisa bekerja
sama dengan Allah, mengalahkan setiap tipu muslihat yang dilancarkan oleh
musuh, bahkan menyingkirkan segala pekerjaan si musuh, sehingga kehendak Allah
yang semula dapat terampunkan.
Inilah rencana agung Allah. Bagaimana rencana
ini bisa terwujud? Jawabnya tetap terdapat dalam kematian Tuhan Yesus! Kematian
Tuhan Yesus adalah kematian yang berkekuatan, yang positif dan bertujuan,
menjangkau jauh melampaui sekadar memulihkan posisi yang hilang; karena
kematianNya tidak hanya menanggulangi dosa, manusia lama, dan segala akibatnya,
bahkan telah mendatangkan kelimpahan yang jauh melampaui semua itu.
KASIH KRISTUS
Dua
ayat Alkitab yang sangat penting dalam hal hubungan dengan masalah ini:
KEJADIAN.2:21-23.
2:21. Lalu TUHAN Allah membuat manusia
itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari
padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging.
2:22 Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.
2:22 Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.
2:23 Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah
dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan,
sebab ia diambil dari laki-laki."
EFESUS.5:25-27.
5:25 Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat
dan telah menyerahkan diri-Nya baginya
5:26 untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
5:26 untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
5:27 supaya dengan demikian Ia menempatkan
jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang
serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
Surat Efesus pasal 5 adalah
satu-satunya penjelasan mengenai kutipan Kejadian pasal 2. Jika kita
merenungkannya, kta pasti akan merasa bahwa pasal ini patut kita perhatikan
yang terkandung dalam perkataan “ Kristus mengasihi gereja “, sungguh sangatlah
berharga.
Kita sering di ajar merenungkan bahwa diri kita adalah manusia berdosa
yang memerlukan penebusan. Dari satu generasi lainnya hal ini terus ditekankan
, dan kita pun memuji Tuhan karenanya, sebab itulah permulaan kita beroleh
kasih karunia.
Tetapi kita harus ingat, ini bukan tujuan akhir Allah. Ayat-ayat
ini menampakkan kepada kita, yang ingin Allah dapatkan adalah satu “ gereja
yang mulia, yang tanpa cacat atau kerut yang serupa itu; yang kudus dan tidak bercela”.
Sekarang kita mengira bahwa gereja tidak lebih dari “orang-orang berdosa yang
beroleh selamat”.
Dari satu aspek, hal ini memang benar; tetapi kalau kita
menganggap kedua ayat ini juga demikian, seolah-olah gereja hanyalah
orang-orang yang beroleh selamat, ini tidak benar. Saat menyinggung orang
berdosa beroleh selamat, kita segera teringat akan adanya dosa dengan latar
belakang kejatuhannya; tetapi dalam pandangan Allah, gereja adalah satu ciptaan
ilahi di dalam AnakNya.
Orang dosa yang beroleh selamat mengacu kepada
perorangan, tetapi gereja mengacu kepada sekelompok orang [korporat]. Yang
pertama bersifat negatif, milik masa lampau; yang terakhir bersifat positif,
berkembang ke depan.
Tujuan kekal Allah adalah sesuatu yang berhubungan dengan
AnakNya dan tujuan ini sejak kekekalan yang lampau telah ada di dalam benak
Allah. Dalam tujuan ini, Allah telah menetapkan AnakNya akan memiliki satu Tubuh
yang dapat mengekspresikan hayatNya.
Dipandang dari sudut ini dipandang dari
sudut kehendak hati Allah, gereja adalah sesuatu yang melampaui dosa dan tidak
pernah dijamah oleh dosa. Jadi dalam surat Efesus kita memiliki satu aspek
kematian Kristus yang demikian, yang tidak dicantumkan sedemikian jelas di
tempat lain.
Titik tolah Surat Roma dimulai dari kejatuhan manusia, dimulai
dengan “ Kristus mati untuk orang
berdosa, musuh,dan orang durhaka “ ROMA.5.
kemudian kita dibawa maju kepada ” kasih
Kristus “ ROMA.8:35.
Di pihak
lain, Surat Efesus dimulai dari pandangan Allah. Yaitu “ sebelum dunia dijadikan “ EFESUS.1:4.
Dan inti Injil adalah “Kristus mengasihi
jemaat dan menyerahkan diriNya baginya EFESUS.5:25.
Karena itu surat Roma dikatakan, “kita
telah berdosa “, dan pemberitaannya tentang kasih Allah kepada orang dosa ROMA.5:8; sedang dalam Surat Efesus, ”Kristus mengasihi gereja “dan kasih yang
dikatakan disini adalah kasih suami kepada istrinya.
Kasih semacam ini sama
sekali tidak berkaitna dengan dosa. Bila kita nampak hal ini bukanlah penebusan
dosa, melainkan penciptaan gereja. Untuk tujuan inilah Kristus ”telah
menyerahkan diriNya baginya.”
Pdt. Felix Agus Virgianto
Khotbah Minggu Tgl. 21 juni 2009
No comments:
Post a Comment