Translate

Tuesday 26 February 2013

EMPAT ASPEK PEKERJAAN SALIB



Kita melangkah lebih maju dan memperhatikan betapa luas wilayah yang di cakup oleh salib Tuhan Yesus Kristus. Menurut pengalaman orang Kristen, dan untuk memudahkan analisis, kita akan terbantu jika kita mengenal empat aspek penebusan Kristus adalah satu pekerjaan ilahi – bukan banyak.  



Sekitar dua ribu tahun yang lalu, di tanah Yudea, Tuhan Yesus telah mengalami mati sekali, tetapi kemudian bangkit kembali, dan kini Ia” di tinggikan di sebelah kanan Allah “ KISAH RASUL.2:33. Pekerjaan itu sudah rampung, tidak perlu diulangi, juga tidak bisa ditambahkan apa-apa ke dalamnya.

Dari keempat aspek salib yang akan kita bahas dapat di ringkas sebagai berikut:
  1. Darah Kristus menanggulangi dosa-dosa [ kesalahan, pelanggaran]
  2. Salib Kristus menanggulangi tabiat dosa, daging dan alamiah.
  3. Hayat Kristus berhuni di dalam manusia, membuat manusia     menjadi ciptaan baru dan memiliki kekuatan.
  4. Maut bekerja di dalam manusia alamiah, dan ini membuat hayat yang berhuni di dalam semakin ternyata.

Dua aspek yang pertama bersifat memulihkan, untuk menyingkirkan pekerjaan iblis  dan menyingkirkan dosa manusia. Dua yang terakhir tidak bersifat memulihkan, melainkan bersifat positif, untuk mencapai tujuan Allah.
Dua aspek yang pertama untuk memulihkan apa yang telah hilang dari Adam karena kejatuhan, dua aspek yang terakhir untuk membawa kita masuk ke dalam dan memiliki sesuatu yang tidak  pernah dimasuki dan di miliki oleh Adam. Jadi kita nampak, bahwa kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus tidak hanya menggenapkan pekerjaan penebusan bagi manusia, bahkan memungkinkan terwujudnya tujuan Allah.

Kita telah membahas cukup panjang lebar prihal dua aspek kematianNya, yaitu darah menanggulangi dosa-dosa dan salib menanggulangi tabiat dosa serta tubuh daging. Ketika kita membahas tujuan kekal Allah, kita juga telah melihat dengan singkat aspek ketiga – yang mengibaratkan Kristus sebagai biji gandum.
Ketika kita membahas Kristus sebagai hayat kita, kita pun telah nampak sesuatu yang praktis. Sebelum kita melangkah ke aspek ke empat, yang di sebut “ memikul salib “, kita harus menyinggung sedikit tentang aspek ketiga, yaitu pelepasan hayat Kristus di dalam kebangkitan, guna tinggal di dalam manusia dan memberi kekuatan untuk pelayanan kepada manusia.
Jangkauan tujuan Allah dalam penciptaan itu jauh melebihi apa yang pernah dinikmati oleh Adam. Apakah tujuan itu?  Allah ingin mendapatkan suatu bangsa yang tiap-tiap anggotanya memiliki satu roh untuk berhubungan denganNya, karena Dia adalah Roh.
Bangsa itu memiliki hayat Allah sendiri, bisa bekerja sama dengan Allah, mengalahkan setiap tipu muslihat yang dilancarkan oleh musuh, bahkan menyingkirkan segala pekerjaan si musuh, sehingga kehendak Allah yang semula dapat terampunkan.
Inilah rencana agung Allah. Bagaimana rencana ini bisa terwujud? Jawabnya tetap terdapat dalam kematian Tuhan Yesus! Kematian Tuhan Yesus adalah kematian yang berkekuatan, yang positif dan bertujuan, menjangkau jauh melampaui sekadar memulihkan posisi yang hilang; karena kematianNya tidak hanya menanggulangi dosa, manusia lama, dan segala akibatnya, bahkan telah mendatangkan kelimpahan yang jauh melampaui semua itu.

KASIH KRISTUS



Dua ayat Alkitab yang sangat penting dalam hal hubungan dengan masalah ini:

KEJADIAN.2:21-23.

2:21. Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging.
2:22 Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.
2:23 Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki."

EFESUS.5:25-27.
5:25 Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya
5:26 untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
5:27 supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
Surat Efesus pasal 5 adalah satu-satunya penjelasan mengenai kutipan Kejadian pasal 2. Jika kita merenungkannya, kta pasti akan merasa bahwa pasal ini patut kita perhatikan yang terkandung dalam perkataan “ Kristus mengasihi gereja “, sungguh sangatlah berharga.
Kita sering di ajar merenungkan bahwa diri kita adalah manusia berdosa yang memerlukan penebusan. Dari satu generasi lainnya hal ini terus ditekankan , dan kita pun memuji Tuhan karenanya, sebab itulah permulaan kita beroleh kasih karunia.
Tetapi kita harus ingat, ini bukan tujuan akhir Allah. Ayat-ayat ini menampakkan kepada kita, yang ingin Allah dapatkan adalah satu “ gereja yang mulia, yang tanpa cacat atau kerut yang serupa itu; yang kudus dan tidak bercela”. Sekarang kita mengira bahwa gereja tidak lebih dari “orang-orang berdosa yang beroleh selamat”.
Dari satu aspek, hal ini memang benar; tetapi kalau kita menganggap kedua ayat ini juga demikian, seolah-olah gereja hanyalah orang-orang yang beroleh selamat, ini tidak benar. Saat menyinggung orang berdosa beroleh selamat, kita segera teringat akan adanya dosa dengan latar belakang kejatuhannya; tetapi dalam pandangan Allah, gereja adalah satu ciptaan ilahi di dalam AnakNya.
Orang dosa yang beroleh selamat mengacu kepada perorangan, tetapi gereja mengacu kepada sekelompok orang [korporat]. Yang pertama bersifat negatif, milik masa lampau; yang terakhir bersifat positif, berkembang ke depan.
Tujuan kekal Allah adalah sesuatu yang berhubungan dengan AnakNya dan tujuan ini sejak kekekalan yang lampau telah ada di dalam benak Allah. Dalam tujuan ini, Allah telah menetapkan AnakNya akan memiliki satu Tubuh yang dapat mengekspresikan hayatNya.
Dipandang dari sudut ini dipandang dari sudut kehendak hati Allah, gereja adalah sesuatu yang melampaui dosa dan tidak pernah dijamah oleh dosa. Jadi dalam surat Efesus kita memiliki satu aspek kematian Kristus yang demikian, yang tidak dicantumkan sedemikian jelas di tempat lain.
Titik tolah Surat Roma dimulai dari kejatuhan manusia, dimulai dengan “ Kristus mati untuk orang berdosa, musuh,dan orang durhaka “ ROMA.5. kemudian kita dibawa maju kepada ” kasih Kristus “ ROMA.8:35.
Di pihak lain, Surat Efesus dimulai dari pandangan Allah. Yaitu “ sebelum dunia dijadikan “ EFESUS.1:4. Dan inti Injil adalah “Kristus mengasihi jemaat dan menyerahkan diriNya baginya EFESUS.5:25.
Karena itu surat Roma dikatakan, “kita telah berdosa “, dan pemberitaannya tentang kasih Allah kepada orang dosa ROMA.5:8; sedang dalam Surat Efesus, ”Kristus mengasihi gereja “dan kasih yang dikatakan disini adalah kasih suami kepada istrinya.
Kasih semacam ini sama sekali tidak berkaitna dengan dosa. Bila kita nampak hal ini bukanlah penebusan dosa, melainkan penciptaan gereja. Untuk tujuan inilah Kristus ”telah menyerahkan diriNya baginya.”
Pdt. Felix Agus Virgianto
Khotbah Minggu Tgl. 21 juni 2009

No comments:

Post a Comment