Translate

Sunday 26 February 2012

MENGENAL KENAIKAN [ KETERANGKATAN ]




Untuk mengenal kenaikan, mula-mula kita perlu mengenal penebusan Kristus, karena kenaikan termasuk di dalam penebusan Kristus. Terhadap penebusan Kristus, banyak orang memahaminya sebagai Kristus yang tersalib, mati bagi kita. Ada yang memahami lebih dalam, nampak bahwa penebusan Kristus juga mencakup kebangkitan. 



Tetapi jika kita membaca Alkitab dengan cermat dan memeriksa pengalaman kita, kita akan menemukan bahwa penebusanNya juga mencakup kenaikan. Dalam penebusan Kristus, boleh dikatakan terdiri atas tiga bagian: mati, bangkit, dan naik [ terangkat ]. Jika kekurangan salah satu bagian, penebusan Kristus tidak dapat dianggap lengkap. 



Dalam ketiga bagian besar dari penebusan Kristus ini, kematian Kristus menekankan aspek kebebasan dari hal-hal negatif, yaitu menyelamatkan kita terlepas dari dosa, dunia, daging, alamiah, dan semua hal yang tidak sesuai dengan Allah. Kebangkitan Kristus menekankan aspek jalan masuk ke dalam hal-hal positif, yaitu membawa kita kedalam segala kekayaan ciptaan baru Allah di dalam Kristus. 

Dan kenaikan Kristus merupakan hasil akhir [ kesimpulan ] yang mulia dari kematian dan kebangkitanNya. Hasil akhir dari penebusanNya bukan kematian atau kebangkitan, melainkan kenaikan. Kita tidak dapat mengatakan bahwa Kristus berhenti ketika Dia bangkit dari kematian. Kristus tidak berhenti pada kematian, juga tidak berhenti pada kebangkitan; Dia berhenti pada kenaikan. 

Alkitab tidak mengatakan bahwa Tuhan duduk dalam kebangkitan, melainkan Dia duduk di surga. EFESUS.2:6. Duduk menyatakan bahwa pekerjaan telah dirampungkan.Karena itu, pekerjaan penebusan Tuhan baru dianggap rampung saat Dia naik kesurga [ langit ]


Boleh dikatakan bahwa kematian dan kebangkitan hanya merupakan pos-pos dalam proses penebusan tuhan, kenaikan baru merupakan sasaran akhir penebusanNya. Kematian dan kebangkitan Tuhan hanyalah jalan menuju kenaikanNya; kenaikan barulah hasil akhir dari kematian dan kebangkitanNya.



Karena kenaikan Tuhan adalah hasil akhir dari kematian dan kebangkitanNya, maka ketiga tahap ini sangat erat kaitannya. Begitu Tuhan bangkit dari kematian dan masuk ke dalam kebangkitan, Dia telah mencapai puncak surgawi, batas dari segala langit. Setelah kematian dan kebangkitan, segera diikuti oleh kenaikan. 

Dalam kekeristenan ada suatu pengertian yang tidak tepat, yaitu mengira bahwa kenaikan Kristus terjadi empat puluh hari setelah kebangkitanNya. Sebenarnya, pada pagi hari kebangkitanNya, Tuhan telah naik ke surga [ atas segala langit ] Pagi itu, Tuhan menampakkan diri kepada Maria Magdalena dan berkata kepadanya “ Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum naik kepada Bapa....” Dan Dia melanjutkan berkata, “ Aku akan pergi kepada BapaKu...” YOHANES.20:17..

Malam hari di hari yang sama,Tuhan kembali menampakkan diri kepada murid-murid dan berkata,”.... dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya.....”LUKAS.24:39. Pada saat ini Tuhan memperbolehkan manusia menjamah Dia. Hal ini mewahyukan bahwa sebelum ini, Dia telah naik ke surga dan mempersembahkan kepada Allah kesegaran kebangkitanNya. Karena itu sebelum kenaikanNya yang dalam pandangan murid-muridNya terjadi empat puluh hari kemudian, Dia dapat berkata “ KepadaKu telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi.” 

Kekuasaan atas otoritas ini diperoleh dari Allah ketika Dia naik ke surga pada pagi hari kebangkitanNya. Jadi kita nampak bahwa kematian dan kebangkitan Kristus berkaitan dengan kenaikanNya; ketiganya tidak dapat dipisahkan. Sama seperti tamat sekolah tidak dapat dipisahkan dari lulus sekolah. Ketika seseorang menyelesaikan pelajaran sekolahnya, ia pun lulus sekolah. 

Demikian juga, ketika Tuhan bangkit dari kematian, Dia pun naik ke surga. Dalam kenaikanNya, Kristus membawa semua yang telah Dia rampungkan dalam kematian dan kebangkitanNya ke surga, membawa hasil dari semua penebusan ke dalam alam surgawi. Jadi hari ini Tuhan juga di dalam posisi kenaikanNya menerapkan khsiat penebusanNya kepada manusia. Tentu saja, pengampunan Tuhan atas dosa-dosa kita berdasarkan pada darahNya yang tercucur di atas salib. Tetapi jika Dia tidak naik ke surga, Dia tidak akan dapat menerapkan kematianNya atas darahNya. 

Dia menggenapkan penebusan di atas salib, tetapi dalam ke naikanNya, Dia memberi manusia karunia keselamatan. Sesungguhnya, segala anugerah penebusan yang dialami oleh gereja, dari pengampunan dosa hingga mengalami kenaikan dan memperoleh berbagai macam karunia, semuanya diterapkan oleh Tuhan dalam kenaikanNya. 

Karena itu, dalam penebusan Kristus, hal kenaikan ini menempati posisi yang sangat penting. Semua yang telah Kristus rampungkan melalui kematian dan kebangkitanNya, dibawa ke dalam kenaikan untuk penerapan. Tanpa kenaikan, tidak ada keselamatan Kristus yang dapat diterapkan kepada kita secara riil. 


PERLU MENGENAL POSISI KESELAMATAN KITA 

Untuk mengenal kenaikan, kita perlu mengenal posisi keselamatan kita. Meskipun ketika kita diselamatkan, kita diselamatkan dari penghukuman dosa ke dalam pengampunan dosa, dari kondisi yang mati ke dalam kondisi yang hidup dengan memperoleh hayat Allah. Namun, baik pengampunan dosa maupun perolehan hayat Allah tidak dapat dianggap sebagai posisi keselamatan kita. 

EFESUS.2:5-6 memberitahu kita bahwa Allah “ telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita...........dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat [ mendudukkan kita ] bersama-sama dengan Dia di surga “


Ini menampakkan kepada kita bahwa setiap orang yang beroleh selamat, bukan hanya sebagai orang yang dosa-dosanya telah diampuni, bukan hanya telah dihidupkan dari maut dan memiliki hayat Allah, tetapi juga telah duduk di surga memerintah bersamaNya, sebagai manusia di dalam kenaikan. 

Kristus menyelamatkan kita adalah agar kita bersama-sama dengan Dia mengalami kenaikan dan kemudian duduk di surga memerintah bersamaNya. Jadi kenaikan justru adalah posisi akhir dari keselamatan kita. Posisi kenaikan yang kita peroleh bukan hanya berhenti pada fakta kenaikan yang telah Allah rampungkan dalam Kristus, tetapi juga pada hayat kenaikan yang telah kita peroleh di dalam kita. 

Dalam KOLOSE.3:1-4. Rasul meminta kita memikirkan perkara-perkara yang di atas. Ini berdasar pada fakta bahwa Kristus adalah hayat kita. Kristus duduk di surga di sebelah kanan Allah. Karena kita memiliki Dia sebagai hayat kita juga tersembunyi dengan Dia di dalam Allah. Ini mewahyukan bahwa Kristus membuat kita memperoleh hayat atau Kristus menjadi hayat kita bukan dalam kematianNya maupun dalam kebangkitanNya, tetapi dalam kenaikanNya. 

Maskipun hayat ini telah melalui kematian dan kebangkitan, tetapi Kristus memberikan hayat ini kepada kita di dalam posisi kenaikan. Hayat ini telah mengalami kenaikan dan bersifat surgawi, dan diberikan dari surga. Ini adalah hayat yang menembus surga. Karena itu, begitu kita memperoleh hayat ini, kita memiliki persekutuan dengan surga dan berhubungan dengan surga. 

Meskipun menurut kondisi luaran kita masih hidup di bumi, tetapi menurut hayat batin, kita sudah berada di surga. Sama seperti ketika Tuhan masih berada di bumi. Dia berkata bahwa meskipun Dia “ telah turun dari surga,” Dia tetap ada” di surga” YOHANES.3:13. Ini dikarenakan hayatNya itu surgawi dan berhubungan dengan surga.

Sebagai contoh, sebuah bola lampu listrik bisa bersinar karena ada aliran listrik di dalamnya. Aliran listrik ini berasal dari pusat pembangkit tenaga listrik dan berhubunan dengan pusat pembangkit tenaga listrik. Jadi, secara penampilan luaran, terangnya bersinar dalam ruangan ini. Tetapi berkenaan dengan aliran listrik di dalam bola lampu, posisinya adalah di pusat pembangkit tenaga listrik. 

Demikian juga kita sebagai orang-orang yang diselamatkan dalam zaman ini dapat dinyatakan sebagai terang yang bercahaya. FILIPI.2:15; MATIUS.5:14-16. Karena hayat kenaikan yang menyelamatkan kita dan yang sekarang ada di dalam kita. Hayat ini mengalir ke dalam kita dari surga, dan juga membawa kita ke surga. 

Dengan hayat yang berhubungan dengan surga ini, kita juga adalah orang yang berhubungan dengan surga. Karena itu, dari sudut pandang Kristus, kenaikan adalah hasil akhir dari penebusanNya; dari sudut pandang kita, kenaikan adalah posisi keselamatan kita.

Pdt . Felix Agus Virgianto
Khotbah Minggu Tgl. 12 APRIL 2009

No comments:

Post a Comment