Translate

Sunday 19 February 2012

KRISTUS HAYAT KITA

ROMA.7:25 Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. 



Seruan Paulus itu pada dasarnya semakna dengan kata-katanya dalam GALATIA.2:20 “Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.” 

Kita nampak, betapa mencoloknya kata ”aku” di seluruh ROMA 7, dan mencapai puncaknya dalam jeritan yang sedih,”Aku manusia celaka!” Kemudian menyusul seruan kelepasan,”Syukur kepada Allah..... Yesus Kristus!” Jelaslah, bahwa penemuan Paulus adalah hayat yang kita tampilkan ini adalah hayat Kristus sendiri.

Kita mengira bahwa hayat orang Kristen hanyalah “hayat yang melalui perubahan“, tetapi nyatanya tidak demikian. Yang Allah berikan kepada kita adalah” hayat yang diganti “, dengan satu hayat lain Allah mengganti hayat lama kita,dan pengganti ini tidak lain adalah Kristus. “ Aku hidup,tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.” Hayat ini bukanlah sesuatu yang harus kita hasilkan sendiri, karena hayat ini adalah hayat Kristus sendiri yang tereproduksi di dalam kita. 


Dalam butir ini, berapa banyak orang Kristen yang paham bahwa “tereproduksi” di sini adalaha sesuatu yang melebihi kelahiran kembali? Kelahiran kembali berarti hayat Kristus ditanamkan ke dalam kita oleh Roh Kudus pada saat kita bertobat dan percaya. Tereproduksi” lebih dari itu. Tereproduksi berarti hayat yang baru bertumbuh dan ternyata secara progresif di dalam kita, sampai rupa Kristus mulai terwujud di dalam hidup kita. Itulah yang dimaksud Paulus ketika ia mengatakan, bahwa ia menderita sakit bersalin bagi orang-orang Galatia.



GALATIA.4:19”sampai rupa Kristus menjadi nyata di dalam kamu” 

Banyak orang hidupnya ingin menjadi orang yang sabar, saleh,kudus, rendah hati Allah tidak akan memberikan ini semua kepada kita yang memiliki keingina ini, Allah tidak akan memberikan kasih kepada kita sebagai kasih karunia yang terpisah-pisah. Allah bukanlah pengecer, yang membagikan kasih karunia kepada kita dalam bungkus-bungkusan: sebungkus kesabaran untuk orang yang kurang sabar, sebungkus kasih untuk orang yang tidak memiliki kasih,sebungkus kerendahan hati untuk orang yang sombong; kesalaehan bagi orang yang ingin memperoleh keselamatan, yang kita ambil dan gunakan sebagai modal kerja. 

Tidak demikian. Ia hanya memberikan kita satu kasih karunia yang dapat memenuhi semua kebutuhan kita. Kasih karunia ini tak lain adalah PutraNya, Kristus Yesus. Ketika kita menengadah kepadaNya, dan di dalam kita memperhitungkan hanyatNya, ia justru adalah rendah hati, kesabaran, kasih dan segala hal yang kita perlukan. 

1YOHANES.5:11-12. Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya. 

Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup. 

Hayat Allah diberikan kepada kita bukan sebagai sesuatu yang terpecah-pecah; melainkan diberikan kepada kita di dalam AnakNya. 

Rasul Paulus berkata,”Tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus ,Tuhan kita” ROMA.6:23. Hubungan kita dengan Anak adalah hubungan kita dengan hayat. Sungguh berbahagia jika kita mengetahui perbedaan antara berkat bahagia yang diterima orang Kristen dengan Kristus; mengenal perbedaan antara kelemahlembutan dengan Kristus; perbedaan antara kesabaran dengan Kristus; perbedaan antara kasih dengan Kristus. 

1KORINTUS.1:30 Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita. 

Pendapat umum tentang pengudusan ialah setiap aspek kehidupan haruslah kudus; tetapi itu bukanlah kekudusan, itu hanyalah buah kekudusan. Ketahuilah kekudusan adalah Kristus. Allah sendiri yang membuat Tuhan Yesus menjadi kekudusan kita. Allah sendiri yang membuat Tuhan Yesus menjadi kebenaran kita. 

Allah sendiri yang membuat Tuhan Yesus menjadi kesalehan kita. Untuk perkara-perkara lainnya, seperti kasih, kerendahan hati, kuasa, pengendalian diri, dalamnya juga demikian. Hari ini saya memerlukan kesabaran, Dialah kesabaran saya.! Besuk, yang saya perlukan mungkin kemurnian, Dialah kemurnian saya! Dialah jawaban dari setiap macam kebutuhan kita. Itulah sebabnya ketika Paulus menyinggung tentang ”buah Roh” 

GALATIA.5:22.istilsh buah ituadalah tunggal,bukan jamak yang masing-masing terpisah sendiri-sendiri. Allah telah memberi kita Roh KudusNya; ketika kita memerlukan kasih, buah Roh itulah kasih; ketika kita tidak sukacita, buah Roh itulah sukacita. 

Demikianlah seterusnya. Apapun kekurangan pribadi kita, entah itu berupa satu perkara yang berbeda-beda, Allah selalu memiliki satu jawaban yang lebih dari cukup, yaitu AnakNya, Yesus Kristus, Dia adalah jawaban bagi semua keperluan manusia. Bagaimana kita dapat mengenal Kristus lebih banyak secara demikian? Hanya ada satu jalan, yaitu meningkatkan kesadaran kita akan kebutuhan kita. 

Ada orang yang takut kalau menemukan bahwa di atas dirinya ada kekurangan, karena itu tidak pernah bertumbuh. Pertumbuhan dalam kasih karunia adalah satu-satunya sarana pertumbuhan kita. Seperti yang telah kita ketahui, kasih karunia adalah Allah melakukan sesuatu untuk kita. Mungkin kita masing-masing memiliki Kristus yang sama berhuni di dalam kita, tetapi hanya wahyu atas kebutuhan yang baru yang akan membawa kita mempercayaiNya untuk menampilkan hayatNya dari dalam kita. Semakin besar kapasitas kita, semakin besar pula kenikmatan kita atas suplaian Allah. Rahasia pertumbuhan kita ialah” Kristus adalah hayatku”

Berbicara hal mencoba-coba dan hal percaya, juga perbedaan antara keduanya. Selisih keduanya seperti surga dan neraka. Percaya bukan sekedar perkataan pemuas pikiran, melainkan suatu perkara yang sangat riil. “ Tuhan, aku tidak dapat melakukannya, sebab itu aku tidak akan mencoba melakukannya lagi.” 

Banyak orang telah gagal dalam hal ini. Orang percaya kepada Tuhan bisa berkata, “ Tuhan, aku tidak bisa; karena itu aku angkat tangan. Sejak kini, aku percaya kepadaMu.” Aku sendiri tidak melakukan, aku bersandar kepadaNya untuk melakukannya. Demikianlah aku bisa dengan sepenuhnya dan penuh sukacita memasuki pekerjaan yang Ia inisiatifkan. Ini bukan suatu hidup yang pasif, melainkan satu hidup yang sangat aktif; aku bisa sedemikian percaya Tuhan, menghisap kelimpahan hayat dariNya, menerimaNya sebagai hayat kita, atau membiarkanNya menampilkan hayatNya di dalamku.



Pdt. Felix Agus Virgianto
Khotbah Minggu Tgl. 5 APRIL 2009

No comments:

Post a Comment