1. SANG PENCIPTA –ALLAH TRITUNGGAL
Pencipta manusia adalah Allah tritunggal – Bapa, Putra dan Roh.
Terciptanya manusia berkaitaan erat dengan Allah Tritunggal. Bukan hanya Allah
yang menciptakan manusia, melainkan Allah Tritunggal. Dasarnya adalah Kejadian 1:26 mengatakan, ”Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita
menjadikan (menciptakan) manusia menurut gambar dan rupa Kita” Di sini
menggunakan kata ganti jamak “Kita”, menunjukkan Allah yang hendak menciptakan
manusia adalah Allah Tritunggal – Bapa, Pura, dan Roh. Menurut Kejadian 1:26,
seperti sebelum Allah menciptakan manusia, Allah Tritunggal mengadakan semacam
“rapat ke-Allahan”, rapat di antara Trinitas, untuk memutuskan bagai mana
menciptakan manusia menurut gambar dan rupaNya.
Keputusan menciptakan manusia
ditetapkan oleh Allah Tritunggal, ini menyatakan bahwa penciptaan manusia
adalah untuk tujuan Allah Tritunggal. Trinitas ke Allahan bukan untuk doktrin
teologi, melainkan untuk penyaluran diri ke dalam manusia sesuai dengan ekonomi
ilahiNya. Inilah sebabnya begitu Allah hendak menciptakan manusia, Allah
memutuskan melakukannya dalam ke TrinitasanNya. Karena itu Dia berkata,
“Baiklah Kita menciptakan manusia menurut gambar Kita.” Tujuan Allah menciptakan manusia adalah untuk
merampungkan ekonomiNya, yaitu menyalurkan diriNya sendiri ke dalam manusia.
2. MENURUT GAMBAR ALLAH
Kolose 1:15 mengatakan, "bahwa Dia, AnakAllah yang kekasih adalah gambar
diri Allah yang tidak kelihatan", dan 2 Korentus 4:4 menyebutkan, "bahwa Kristus
adalah gambar Allah". Allah memutuskan dalam ke- AllahanNya untuk menciptakan
manusia menurut gambarNya, dan berdasarkan Alkitab, gambar Allah tak lain
adalah Kristus. Gambar di sini bukan berarti bentuk fisik, melainkan ekspresi
hakiki Allah dalam semua atribut dan kebajikanNya. Semua atribut dan kebajikan
Allah tak terlihat. Semua itu adalah unsur pokok diri Allah. Allah penuh dengan
atribut dan kebajikan yang tak terlihat. Kristus adalah ekspresi segala atribut
dan kebajikan Allah, dan ekspresi ini adalah gambaran. Jadi, gambar Allah
adalah ekpresi Allah dalam segala hakikiNya.
Kita harus menunjukkan
kepada orang bahwa, “gambar Allah” bukan berarti satu tokoh atau bentuk gambar
untuk disembah orang, melainkan berarti ekspresi dari hakiki Allah. Allah
menciptakan manusia menurut gambarNya, artinya, manusia ciptaan Allah itu
memiliki atribut dan kebajikan yang ada pada Allah. Ketika Allah menciptakan
manusia, Dia menciptakan manusia menurut gambarNya, menurut atribut dan
kebajikanNya, agar manusia dapat mengekspesikan Allah melalui atribut dan
kebajikan itu. Misalnya, Allah memiliki kasih, dan Allah juga mengasihi. Ketika
Allah menciptakan manusia, Ia membuat manusia memiliki kasih dan dapat
mengasihi.
Allah memiliki hikmat dan memiliki tujuan, karena itu, Allah
menciptakan manusia agar manusia berhikmat dan bertujuan. Allah bisa berpikir,
menimbang, mengasihi, merasa suka dan tidak suka, memiliki tujuan dan mengambil
keputusan. Allah menciptakan manusia juga dalam keadaan yang sama agar manusia
dapat mengekspresikan Dia. Namun, apa yang dimiliki manusia hanya merupakan
gambar atribut dan kebajikan Allah saja, belum memiliki realitasNya. Manusia
harus menerima diri Allah menjadi hayat
dan isinya, kemudian Allah dengan segala atribut dan kebajikanNya
memenuhi manusia menjadi realitas atribut dan kebajikan manusia.
Manusia dijadikan
menurut gambar Allah, yaitu Kristus. Ini menunjukkan bahwa manusia diciptakan
agar Kristus dapat masuk ke dalam manusia, sehingga Dia memenuhi manusia dan memakai
manusia wadahNya untuk mengekspresikan Dia. Manusia adalah sebuah wadah. Wadah
selalu dibuat sesuai dengan isi yang akan di masukkan ke dalam wadah tersebut.
Misalnya barang yang akan dimasukkan berbentuk persegi, Anda pasti membuat
wadah berbentuk persegi. Bila barang yang akan dimasukkan berbentuk bulat, Anda
membuat wadah berbentuk bulat. Wadah dibuat sesuai dengan barang yang akan
diisikan ke dalamnya. Manusia diciptakan Allah menurut gambar Allah, yaitu
Kristus, dengan tujuan suatu hari kelak manusia didapatkan oleh Kristus serta
dipenuhi oleh Kristus, sehingga manusia menjadi wadah Kristus dan Kristus
menjadi isi manusia.
3. MENURUT RUPA ALLAH
Gambar Allah adalah
hakiki batiniahNya, rupa Allah adalah bentuk lahiriahNya. Di dalam, Allah memiliki
hakikiNya, memiliki semua atribut dan kebajikanNya; dan di luar, Allah memiliki
rupa. Di satu aspek Allah tidak kelihatan. Namun kalau Allah tidak
kelihatan bagaimana bisa memiliki rupa?
Hal ini sungguh sulit bagi kita sebagai manusia untuk memahami dan
menjelaskannya. Dalam Kejadian 18, Allah menyatakan diri kepada Abraham dalam
rupa manusia. Kita tidak bisa berkata, bahwa dalam Kejadian 18 Allah tidak
terlihat dan tidak memiliki rupa. Allah menampakkan diri kepada Abraham secara
terlihat dalam rupa manusia. Kejadian 18 menunjukkan, Allah memiliki rupa
manusia. Rupa manusia menurut rupa Allah. Kita manusia memiliki tubuh fisik dan
ini adalah rupa kita. Kita juga memiliki hakiki yang di dalam. Demikian juga,
Allah memiliki hakikiNya yang di dalam dan
juga rupaNya yang di luar. Tubuh luar manusia diciptakan menurut rupa Allah.
Sebelum Allah berinkarnasi menjadi manusia – Yesus Dia sudah menampakkan diri
kepada Abraham dalam rupa manusia. Rupa manusia adalah bentuk rupa Allah,
karena manusia diciptakan menurut rupa Allah.
4. DENGAN DEBU TANAH MEMBENTUK TUBUH AGAR MANUSIA BISA EKSIS
Kejadian 2:7 menyebutkan Allah membentuk tubuh manusia dari debu tanah.
Tubuh fisik manusia adalah bagi eksistensi manusia. Tanpa tubuh fisik yang
dibentuk dari debu tanah, manusia tak dapat eksis. Saat tubuh manusia mati,
manusia itu mati; jadi eksistensi manusia tergantung pada tubuh fisiknya.
No comments:
Post a Comment