Translate

Thursday, 18 April 2013

Pilihan Adam alasan bagi Salib
Adam memilih pohon pengetahuan baik dan jahat, dank arena itu mengambil kedudukan merdeka. Dengan berbuat demikian, ia menjadi “seorang yang berkembang atau maju pesat” [seperti yang dianggap manusia pada zaman ini]. Ia dapat menguasai pengetahuan, ia dapat memutuskan sendiri suatu perkara; ia dapat terus atau berhenti.


Sejak saat itu, ia “bijaksana” Kejadian 3:6. Tetapi akibatnya bukan hidup; melainkan kematian, karena pilihannya itu melibatkan pemikan terhadap iblis, dan dengan sendirinya kebawah penghakiman Allah. Itulah sebabnya jalan menuju pohon hayat sejak saat itu tertutup baginya.

Dua macam hayat yang berbeda itu pernah dibentangkan dihadapan Adam: yang satu adalah hayat ilahi yang bersandar pada Allah, dan yang lain adlah hayat insani yang “merdeka”. Pilihan Adam terhadap yang belakangan merupakan satu dosa. Karena dengan demikian ia bersatu dengan iblis untuk menentang tujuan Allah.

Adam telah memilih untuk mengembangkan insaninya – mungkin ia bisa menjadi seorang manusia yang sangat baik, menjadi manusia yang “sempurna” menurut standarnya sendiri – tetapi itu diluar Allah. Namun kesudahannya adalah kematian, karena didalam dirinya ia tidak memilih menjadi agen yang “merdeka” dari musuh.

Jadi didalam Adam kita semua menjadi orang berdosa, dikuasai oleh iblis, tunduk kepada hukum dosa dan hukum maut dan menjadi sasaran murka Allah.

Dari hal ini kita Nampak alas an Tuhan Yesus harus mati dan bangkit. Kita juga Nampak, mengapa kita harus benar-benar mempersembahkan diri – yaitu memandang diri kita mati terhadap dosa, tetapi hidup terhadap Allah dalam Kristus Yesus; bahkan mempersembahkan diri kita kepadaNya sebagaimana orang yang bangkit dari maut.

Kita harus diserahkan kepada salib, karena hukum dosa. Adam telah memilih hayat ego, bukan hayat Allah karean itu Allah harus mengumpulkan segala sesuatu yang ada di dalam Adam, lalu menyingkirkannya. “Manusia lama” kita telah disalib. Adam telah menaruh kita semua didalam Kristus dan menyalibkanNya sebagai Adam terakhir, dan dengan demikian semua yang berasal dari Adam telah disingkirkan.

Kemudian Kristus bangkit dalam corak yang baru; Dia tetap memiliki satu tubuh, tetapi di dalam Roh, tidak lagi di dalam daging. “Adam yang akhir menjadi Roh pemberi hayat” 1 Korintus 15:45




Tuhan Yesus kini memiliki tubuh yag dibangkitkan, tubuh rohani, tubuh yang mulia; dank arena Ia tidak lagi didalam daging, maka Ia dapat diterima oleh semua orang. Tuhan Yesus berkata, “Siapa saja yang menemukan aku, akan hidup oleh Aku” Yohanes 6:57

Orang-orang Yahudi menetang konsep makan dagingNya dan minum darahNya. Tentu saja saat itu mereka tidak dapat menerimaNya karena Ia masih didalam daging. Kini Ia ada didalam Roh, dan siapa saja bisa menerimaNya dan mengambil bagian dalam hayat kebangkitanNya adar menjadi anak Allah.

“Namun semua orang yang menerimaNya diberiNya kuasa untuk menjadi anak-anak Allah, taitu mereka yang dilahirkan … dari Allah” Yohanes 1:12-13

Allah bukan secara luaran memperbaiki hidup kita. Allah tidak bermaksus memperbaiki hayat kita sampai tingkat tertentu, karena hayat kita itu pada dasarnya adalah salah. Dia tidak dapat membawa hayat manusia yang salah itu masuk kedalam kemuliaan. Dia harus memiliki manusia baru; orang yang dilahirkan dari Allah. Kelahiran ulang dan pembenaran berjalan seiring.

Siapa yang memiliki anak memiliki hidup



Ada beberapa tingkatan hayat. Hayat manusia berbeda pada tingkatan diantara hayat binatang yang lebih rendah dan hayat Allah. Kita tidak dapat menjembatani jurang yag memisahkan kita dari corak yang lebih rendah atau yang lebih tinggi; lagi pula jaran yang memisahkan kita dari hayat Allah jauh lebih besar daripada jarang antara kita dengan hayat binatang yang lebih rendah.

Ada banyak orang mempunyai pengetahuan filsafat yang sangat tinggi dan juga Kristiani, tetapi ia tidak percaya perlunya kelahiran kembali karena pengenalan akan Injil sangat dangkal, sehingga tidak mendapatkan anugerah Injil sejati. Akibatnya ia hanya memberitakan Injil social tentang kasih dan perbuatab baik.

Banyak orang mempunyai anjing peliharaan bahkan anjingnya juga ikut didur ditempat tidurnya. Pemilik anjing itu sangat menyanyanginya seperti anaknya sendiri, karena anjing itu baik, pintar, mengerti akan pemiliknya setia dan tahu akan rumahnya. Seperti dulu saya juga punya anjing yang saya beri nama boby tinggal serumah dengan saya, bila orang memanggil boby tan, karena saya bermarga Tan? Tentu saja tidak boleh, walaupun anjing ini serumah dengan saya.


Berbeda dengan anak-anak saya boleh dipanggil nona Tan, karena anak-anak saya lahir dalam keluarga saya menyandang nama marga saya karena ia adalah keturunan saya. Persoalannya bukanlah apakah ia anjing baik atau anjing yang buruk; melainkan ia adalah sejenis binatang yaitu anjing. Ia tidak bersyara menjadi anggota keluarga [anak] dalam keluarga saya, karena ia adalah seekor anjing, bukan karena ia adalah anjing yang baik atau yang jelek.

Demikian pula prinsipnya dalam hubungan anda dengan Allah. Persoalannya bukan apakan anda orang baik atau orang yang jahat, melainkan apakah anda manusia? Kalu hayat anda lebih rendah tingkatannya dari hayat Allah, anda tidak dapat masuk kedalam keluarga Allah.

Hari ini yang kita dapatkan didalam Kristus, jauh melebihi yang terhilang dari Adam. Adam hanyalah manusia yang maju. Ia tetap dalam keadaan itu, dan tidak pernah meiliki hayat Allah. Kita orang-orang yang menerima pengampunan dosa, juga menerima hayat Allah,  yang dilambangkan oleh buat pohon hayat dalam Taman Eden. Melalui kelahiran kembali, kita mendapatkan apa yang tidak didapatkan Adam, kita mendapatkan hayat yang tidak pernah ia dapatkan.

Mereka semua berasal dari Satu



Allah menhendaki banyak anak menjadi pewaris bersama Kristus dalam kemuliaan. Itulah tujuanNya; tetapi bagaimana Ia dapat mewujudkan hal ini?

Ibrani 2:10-11 “Sebab memang sepantasnya Allah – yang bagiNya dan olehNy segala sesuatu dijadikan, yaitu Allah yang membawa banyak orang kepada kemuliaan – juga menyempurnakan perintis, yang memimpin mereka kepada keselamatan melalui penderitaan. Sebab Ia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan, semuanya berasal dari Satu; itulah sebabnya Ia tidak malu menyebut mereka saudara”

Ada dua pihak yang disebutkan disini, yaitu “banyak anak” dan “memimpin mereka kepada keselamatan”, atau dengan kata lain, “Ia  yang menguduskan” dan “mereka yang dikuduskan”. Tetapi firman Allah juga mengatakan bahwa kedua pihak itu “berasal dari Satu”. Tuhan Yesus sebagai manusa, menerima hayatNya dari Allah, dan kita menerima jayat yang baru sebagai manusia, menerima hayatNya dari Allah, dan kita menerima hayat yang baru, juga dari Allah. Ia “dilahirkan dari Roh Kudus”Matius 1:20, dan kita “dilahirkan dari Roh, dilahirkan dari Roh Allah” Yohanes 3:5;1:13

Jadi, Allah berkata, “mereka semua berasal dari satu”. Kata “dari” dalam bahasa Yunaninya berarti “keluarga dari atau berasal dari”. Anak yang sulung dan anak-anak yang banyak itu “berasal dari” satu sumber hayat. Tahukah anda bahwa hari ini kita memiliki hayat yang sama dengan yang dimiliki Allah? Hayat yang dimilikiNya di Surga adalah hayat yang dibagikanNya kepada kita di bumi. Inilah “Kasih karunia Allah” yang sangat besar Roma 6:23

Karena itu, kita dapat menempuh hidup yang kudus. Ini bukan berarti hayat kita telah berubah, melainkan Allah telah memberikan hayatNya kepada kita. Apakah anda perhatikan, bahwa dalam pembahasan tentang tujuan Allah yang kekal ini, seluruh perkara dosa sirna sama sekali seperti awan tertiup angin? Dosa tidak berkedudukan. Dosa masuk bersama Adam dan walaupun dosa telah dibereskan sebagaimana seharusnya, kita hanya dibawa kembali kepada kedudukan Adam yang semula.

Namun tatkala kita masuk lebih dalam dan berhubungan dengan tujuan Allah – agar memulihkan kita kepada jalan menuju pohon hayat – penebusan telah memberi kita lebih banyak daripada yang dimiliki Adam. Penebusan telah membuat kita berbagian dalam hayat Allah sendiri.

Pdt Felix Agus Virgianto
Khotbah Minggu 25 Januari 2009

No comments:

Post a Comment