Dalam hal dosa, tidak ada persatuan atau persekutuan, hanya memperhatikan ke-pentingan diri sendiri dan tidak pernah mempercayai orang lain. Ketika kita berjalan mengikuti Tuhan, kita segera menemukan bahwa yang perlu dibereskan bukan hanya masalah dosa dan kekuatan alamiah, tetapi juga ada masalah yang ditimbulkan oleh hidup”individu” kita. Hayat ini selalu merasa puas diri, tidak menakui bahwa dirinya memerlukan dan bahkan perlu bersatu dengan Tubuh.
Mungkin kita sudah mengatasi persoalan dosa dan daging, namun kita masih tetap seorang yang kokoh bersifat individualistis. Kekudusan, kemenangan dan berbuah lebat yang kita inginkan meskipun didasari oleh motivasi yang murni, tetapi semua itu hanya untuk diri kita sendiri. Sikap yang demikian mengabaikan Tubuh, tidak bisa memuaskan Allah.
http://adryan.deviantart.com/art/Jesus-61098899 |
Karena itu, dalam hal ini pun Ia harus menanggulangi kita, kalau tidak, saya akan selalu bertentangan dengan tujuanNya. Allah tidak menyalahkan kita sebagai seorang individu, melainkan menyalahkan sifat individualistis kita. Persoalan terbesar bagi Allah bukanlah perpecahan di luar dan dominasi yang memecah belah gerejaNya, melainkan hati kita yang individualistis.
Di sinilah salib harus bekerja, setiap saat mengingatkan kita: di dalam Kristus, kita telah mati terhadap hayat usang yang merdeka yang kita warisi dari Adam, dan di dalam kebangkitan, kita bukan hanya sebagai orang Kristen perorangan di dalam Kristus, bahkan kita telah menjadi anggota TubuhNya.
Kedua hal ini sangat berbeda. Bila saya nampak hal ini, saya pasti segera meninggalkan individualistis saya untuk mencari persekutuan. Hayat Kristus di dalamku bisa didambakan oleh hayat Kristus yang ada di dalam orang lain. Saya tidak bisa lagi menempuh garis perorangan.
Demikianlah tidak ada lagi kecemburuan, persaingan, atau pekerjaan perorangan. Kehebatan pribadi, ambisi pribadi, dan kesenangan pribadi, semuanya akan lenyap. Dalam keadaan demikian, yang kita perhatikan bukan lagi siapa yang akan mengerjakan pekerjaan ini, melainkan pertumbuhan Tubuh Kristus.
Tegasnya,inilah butir yang paling penting, yaitu kita nampak bahwa Tubuh Kristus adalah satu fakta ilahi yang besar. Perlu wahyu surgawi agar di dalam roh kita nampak “kita,walaupun banyak. Adalah satu Tubuh di dalam Kristus.” Hanya Roh Kudus yang dapat membuat kita mengenal secara mendalam terhadap masalah ini. Saat Ia demikian menggarap, hidup dan pekerjaan kita akan terombak.
BERSANDAR DIA MENANG BAHKAN BERLEBIH
Ketika kita melihat kembali sejarah, sering kali kita hanya melihat pada tahap kejatuhan, dalam benak Allah telah ada satu keinginan yang akan terwujud dengan sepenuhnya dalam zaman yang akan datang. Jauh sebelumnya Allah sudah tahu bahwa dosa akan masuk, karena itu Ia menyediakan penebusan. Namun dalam tujuanNya yang agung bagi gereja, yang tercantum dalam Kejadian 2, sama sekali tidak ada masalah dosa.
Seolah-olah Dia melampaui seluruh kisah penebusan dan memandang gereja dalam kekekalan abadi. Ministri gereja dan sejarahnya di masa mendatang sama sekali tidak ada hubungannya dengan dosa, karena ia mutlak berasal dari Allah. Gereja adalah Tubuh Kristus dalam kemuliaan, sedikitpun tidak menyatakan manusia yang telah jatuh, hanya menyatakan citra Anak Manusia yang telah dimuliakan. Inilah gereja yang memuaskan hati Allah dan telah mendapatkan wewenangNya.
Meskipun dalam Efesus 5 kita berdiri pada sejarah penebusan, tetapi oleh kasih karunia, kita dapat melihat tujuan kekal Allah seperti yang ternyata dalam kata-kata,”mempersembahkan kepadadiriNya sendiri satu gereja yang mulia”. Tetapi kini kita perlu memperhatikan, bahwa kita memerlukan air hayat dan firman yang membersihkan guna mempersiapkan gereja [karena telah tercemar oleh kejatuhan] agar bisa dipersembahkan kepada Kristus di dalam kemuliaan.
Sekarang masih ada kekurangan yang perlu dipulihkan dan luka-luka yang disembuhkan. Namun betapa mustikanya janji ini dan betapa rahmatnya perkataan yang Ia katakan menenai gereja, “tanpa bercacat” – noda dosa dan sejarah tercemar oleh dosa kini telah dilupakan;”tanpa kerut” – tanda ketuaan dan waktu-waktu yang terhilang telah tiada, karena semuanya kini telah ditambahkan, semuanya telah diperbarui; dan “tidak bercela” – sehingga iblis, atau setan, atau manusia, tidak akan menemukan alasan untuk menyerang gereja.
Inilah keadaan kita sekarang. Zaman ini segera berakhir,dan kuasa iblis makin hari makin menggila. Peperangan kita adalah melawan pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa di udara.
ROMA.8:38. Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang,
EFESUS.6:12. karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.
Mereka senantiasa siap menghalangi dan menghancurkan pekerjaan Allah di atas diri kita, yaitu dengan banyak perkara menggugat umat Allah. Berdasarkan diri sendiri tidak mungkin kita dapat melawannya. Tetapi apa yang tidak dapat kita lakukan seorang diri, dapat dilakukan oleh gereja. Dosa, percaya diri sendiri, dan sifat individualistis adalah pukulan paling ampuh dari iblis terhadap tujuan Allah yang ada di dalam manusia.
Ingatlah, Allah telah menyingkirkan semua itu di salib. Asal kita percaya kepada yang telah Ia rampungkan, - percaya kepada “Allah yang membenarkan“ dan percaya kepada “Kristus Yesus yang telah mati” ROMA.8:33-34.
ROMA.8:33-34. 8:33 Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka?
8:34 Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita?
Kita telah menempuh peperangan yang tidak mungkin dikalahkan oleh pintu alam maut. Syukur kepada Allah, karena kita, yaitu gerejaNya, “lebih daripada orang-orang yang menang,melalui Dia yang telah mengasihi kita”ROMA.8:37. Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.
Pdt Felix Agus Virgianto
Khotbah Minggu 12 Juli 2009
No comments:
Post a Comment